Luar Biasa, APBN Pendidikan Tertinggi dalam Sejarah, Prabowo Fokus Renovasi 10.440 Sekolah

Luar Biasa, APBN Pendidikan Tertinggi dalam Sejarah, Prabowo Fokus Renovasi 10.440 Sekolah

RAKYATEMPATLAWANG – Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen pemerintah dalam meningkatkan sektor pendidikan dengan mengalokasikan anggaran tertinggi sepanjang sejarah Indonesia dalam APBN 2025. Pernyataan ini disampaikan saat acara Puncak Peringatan Hari Guru Nasional 2024 di Jakarta International Velodrome, Rawamangun.

"Kami menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama dalam APBN kami. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, alokasi anggaran pendidikan mencapai puncaknya," ujar Prabowo.

Dari total anggaran pendidikan yang mencetak rekor tersebut, Rp 17,51 triliun akan digunakan khusus untuk renovasi dan perbaikan 10.440 sekolah negeri dan swasta di seluruh Indonesia.

BACA JUGA:Ini 20 Kampus Terbaik di Indonesia Tahun 2024, Adakah Kampus Anda?

Dana Langsung ke Sekolah

Prabowo menjelaskan bahwa dana renovasi ini akan disalurkan langsung ke rekening sekolah melalui mekanisme transfer tunai. Hal ini bertujuan agar sekolah dapat melakukan renovasi secara swakelola, mulai dari perencanaan hingga pembelian bahan bangunan dari pemasok lokal.

"Dengan pendekatan ini, kami berharap manfaat ekonomi dapat dirasakan langsung oleh masyarakat setempat," tambahnya.

Selain meningkatkan kualitas fisik sekolah, program ini diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran bagi jutaan siswa dan memberikan fasilitas yang layak bagi para guru.

BACA JUGA:Program BSM 2024 di Empat Lawang: Solusi Ringankan Beban Orang Tua, Cair Rp 500 Ribu!

Tantangan dan Komitmen

Meski demikian, Prabowo menyadari bahwa pekerjaan besar masih menanti. Dari sekitar 330.000 sekolah di Indonesia, banyak yang masih membutuhkan perbaikan dan peningkatan kualitas infrastruktur.

"Ini baru langkah awal. Kami berkomitmen untuk bekerja keras agar setiap rupiah dari anggaran negara benar-benar memberikan dampak positif bagi rakyat, khususnya generasi muda," tegas Prabowo.

Langkah pemerintah ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk para guru yang selama ini mengeluhkan minimnya perhatian terhadap kondisi infrastruktur pendidikan.