BI Catat Aliran Modal Asing Deras Selama 2024, Rupiah Tetap Melemah di Level Rp16.000-an

Doc/Foto/Ist--

REL,BACAKORAN.CO – Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing masuk deras ke Indonesia sepanjang tahun 2024, namun hal ini belum mampu memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditekan hingga level Rp16.000-an.

Berdasarkan laporan resmi BI, hingga akhir 2024, total aliran modal asing yang masuk mencakup Rp15,74 triliun ke pasar saham, Rp34,59 triliun ke pasar Surat Berharga Negara (SBN), dan Rp161,99 triliun ke instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) ) ).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, mengungkapkan bahwa pada minggu terakhir Desember 2024 hingga awal Januari 2025, asing mencatatkan investasi sebesar Rp1,08 triliun. Angka ini terdiri dari Rp0,32 triliun ke pasar saham, Rp1,94 triliun ke pasar SBN, namun terdapat dana keluar Rp1,17 triliun dari SRBI.

BACA JUGA: Naturalisasi Pemanaan! Penyerang Dortmund Siap Gabung Timnas Indonesia

BACA JUGA: Resmi! Cara Cek NIK KTP Penerima Bansos PKH Januari 2025 Online Melalui HP dan Jadwal Pencairan Tahap 1

Kinerja Rupiah dan Pasar Keuangan

Meski ada arus modal masuk, nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar AS. Pada akhir tahun 2024, rupiah berada di level Rp16.200 per dolar AS, melanjutkan tren depresiasi dari level penutupan sebelumnya di Rp16.190.

Selain itu, imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun turun ke level 6,95%, yang mencerminkan meningkatnya kehati-hatian investor. Premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia 5 tahun juga mengalami kenaikan, dari 75,51 basis poin pada 27 Desember 2024 menjadi 78,00 basis poin per 2 Januari 2025, menandakan risiko investasi yang lebih tinggi.

BACA JUGA: Kemenag Gelar Humas Kemenag Award 2024, 58 Penghargaan untuk Humas dan Media

BACA JUGA: Heboh Virus HMPV di China, Apakah Lebih Berbahaya dari RSV?

Tantangan dan Langkah Strategi BI

Kendati terdapat aliran modal masuk yang signifikan, pelemahan rupiah mencerminkan tekanan dari faktor global, termasuk kebijakan moneter ketat di negara maju serta kebijakan ekonomi global.

BI berkomitmen untuk memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait guna menjaga stabilitas perekonomian. “Kami terus mengoptimalkan strategi kebijakan bauran, termasuk stabilisasi nilai tukar melalui intervensi pasar valas dan pengelolaan likuiditas,” ujar Ramdan.

BACA JUGA: 6 Makanan yang Tidak Boleh Dimakan Bersama Durian: Cegah Risiko Kesehatan!

Tag
Share