Minim Bukti, Empat Remaja Tasikmalaya Divonis Penjara dalam Kasus Pengeroyokan

Minim Bukti, Empat Remaja Tasikmalaya Divonis Penjara dalam Kasus Pengeroyokan--

“Polisi sering menangkap tersangka terlebih dahulu sebelum benar-benar memverifikasi bukti. Ini mencederai asas praduga tidak bersalah,” ungkapnya.  

Erni menambahkan, minimnya anggaran dan target penyelesaian kasus yang tinggi turut memengaruhi kualitas penyelidikan. “Desakan menyelesaikan 60 persen kasus dalam setahun sering mengorbankan ketelitian penyidikan berbasis ilmiah,” katanya.

Dampak Sosial dan Psikologis

Vonis terhadap keempat remaja ini memicu kekhawatiran tentang dampak jangka panjang.

 Anak-anak yang masuk ke lembaga pemasyarakatan berisiko mengalami stigmatisasi dan terpapar lingkungan yang buruk. “Lapas sering menjadi ‘sekolah kejahatan’ bagi anak-anak yang awalnya hanya korban salah tangkap,” jelas Erni.

Kasus ini menjadi sorotan banyak pihak yang berharap agar penegak hukum di Indonesia lebih serius menerapkan metode penyelidikan berbasis ilmiah demi keadilan dan menghindari salah tangkap yang merugikan masyarakat. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan