Kurikulum Baru di Sumsel Didukung Pemerintah Kanada
ILUSTRASI.--
REL, Palembang – Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel) mengambil langkah strategis dalam menghadapi ancaman perubahan iklim melalui peluncuran Kurikulum Muatan Lokal (Mulok) Pangan Lokal.
Sebagai tahap awal, program inovatif ini diujicobakan di 34 sekolah, yang terdiri dari 17 SMA dan 17 SMK di wilayah Sumsel.
Peluncuran kurikulum ini ditandai dengan Bimbingan Teknis (Bimtek) dan pengukuhan guru pelopor yang berlangsung di Palembang pada Rabu (22/1/2025), lalu.
Direktur Utama ICRAF Indonesia, Andree Ekadinata, menilai bahwa edukasi tentang pangan lokal menjadi kunci untuk memastikan akses pangan yang cukup bagi masyarakat.
BACA JUGA:Arus Penumpang Capai 136 Persen
“Pangan lokal bukan hanya soal beras. Ada banyak bahan pangan alternatif yang bisa menjadi solusi di tengah krisis pangan global,” ujarnya.
Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Dinas Pendidikan Sumsel dan ICRAF Indonesia melalui proyek Land4Lives yang didukung oleh pemerintah Kanada.
Selama semester genap, dari Februari hingga Mei 2025, kurikulum ini akan diuji coba dengan modul dan bahan ajar yang telah disesuaikan dengan karakteristik wilayah Sumsel.
“Proses ini akan dipantau secara intensif untuk memastikan efektivitasnya sebelum diterapkan secara lebih luas,” jelas Andree.
BACA JUGA:Jalan Sungai Lilin Keluang Mulai Muncul Kerusakan
Meski menjanjikan, program ini menghadapi tantangan, khususnya dalam menyamakan pemahaman guru tentang konsep pangan lokal.
“Kami terus memberikan pelatihan untuk memastikan guru memiliki wawasan yang sama, sehingga siswa dapat memahami sepenuhnya potensi pangan lokal di sekitar mereka,” tambahnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sumsel, Awalluddin menegaskan bahwa kurikulum ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang potensi besar pangan lokal di Sumsel.
“Kami ingin generasi muda mengenal, menghargai, dan memanfaatkan sumber daya lokal sebagai solusi ketahanan pangan, terutama di tengah ancaman perubahan iklim,” ungkap Awalluddin.