WOW! Kampus di Sumsel Ini Siap Kelola Tambang Batubara dan Silika, Begini Rencana Besarnya
Wacana perguruan tinggi mengelola tambang dalam revisi Undang-Undang Mineral dan Batubara (Minerba) mendapat respons positif dari berbagai kampus di Sumatera Selatan (Sumsel).-ilustrasi/REL-
REL, Palembang – Wacana perguruan tinggi mengelola tambang dalam revisi Undang-Undang Mineral dan Batubara (Minerba) mendapat respons positif dari berbagai kampus di Sumatera Selatan (Sumsel).
Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) menjadi salah satu yang bersiap terjun ke sektor pertambangan dengan mengurus izin eksploitasi di lokasi strategis.
Wakil Ketua Bidang Ekonomi dan Bisnis Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Sumsel yang juga dosen Pascasarjana UMP, Junaidi, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mengurus izin untuk mengelola dua jenis tambang, yakni batubara di Tanjung Enim, Muara Enim, dan silika atau pasir kuarsa di Cengal, Ogan Komering Ilir (OKI).
Proses Izin Tambang UMP Sedang Berjalan
Menurut Junaidi, proses perizinan saat ini sedang berlangsung di dua instansi terkait.
"Untuk tambang batubaranya, perizinannya sedang diurus di Kementerian Investasi dan SDM, sedangkan tambang silika atau pasir kuarsa di kantor Dinas ESDM Sumsel," ujarnya saat diwawancarai pada Rabu (29/1/2025).
UMP melihat potensi besar dalam pengelolaan tambang silika, yang lebih sederhana dibanding batubara.
Oleh karena itu, kampus ini berencana mengelolanya secara mandiri, sedangkan untuk tambang batubara, UMP akan menggandeng mitra.
BACA JUGA:Mendikdasmen Resmi Ganti PPDB Jadi SPMB 2025, Ini 4 Jalur Penerimaan Murid Baru
"Ada beberapa perusahaan yang sudah berkomunikasi untuk melakukan penambangan batubara di Tanjung Enim," jelasnya.
Target Tambang Mulai Beroperasi Tahun Ini
UMP menargetkan aktivitas penambangan pasir kuarsa bisa dimulai dalam 3 hingga 4 bulan ke depan.
Bahkan, Junaidi mengklaim bahwa calon pembeli sudah siap.
BACA JUGA:Dikejar Deadline! 1,7 Juta Honorer Diangkat Jadi ASN, Tapi Kok Cuma 1,4 Juta yang Mendaftar?
Sementara itu, eksploitasi batubara masih membutuhkan waktu lebih lama.