Efisiensi Anggaran atau Ketidakadilan? ASN Kelas Bawah yang Paling Terdampak

Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio.-Doc/Foto.Ist-

Tak hanya itu, kebijakan ini turut menyebabkan pengurangan tenaga honorer secara besar-besaran. Banyak pegawai non-ASN yang akhirnya kehilangan pekerjaan akibat efisiensi anggaran yang agresif.

BACA JUGA:Bhabinkamtibmas Cek Perkarangan Bergizi di Desa Tanjung Raya

Dampak Ekonomi yang Lebih Luas

Efisiensi anggaran juga berdampak lebih luas terhadap perekonomian nasional. Dengan berkurangnya pendapatan ASN dan dirumahkannya tenaga honorer, daya beli masyarakat dapat menurun.

Efek domino dari pemangkasan ini berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi di sektor konsumsi.

"ASN adalah salah satu kelompok dengan daya beli yang cukup besar. Jika pendapatan mereka ditekan, belanja rumah tangga bisa menurun dan berdampak pada bisnis kecil serta perekonomian daerah," jelas Agus.

BACA JUGA:Bhabinkamtibmas Cek Perkarangan Bergizi di Desa Tanjung Raya

Tuntutan Evaluasi Kebijakan

Melihat ketimpangan yang terjadi, Agus meminta pemerintah untuk meninjau ulang kebijakan efisiensi ini.

Ia menekankan bahwa penghematan seharusnya diterapkan secara adil di semua tingkatan, termasuk pejabat tinggi.

"Jika efisiensi memang perlu, maka harus diterapkan ke semua pihak, bukan hanya membebani kelompok tertentu. Jangan sampai ASN kelas bawah yang dikorbankan, sementara pejabat masih menikmati kemewahan," pungkasnya.

Kebijakan efisiensi anggaran seharusnya tidak hanya berorientasi pada penghematan, tetapi juga mempertimbangkan keadilan sosial dan dampak ekonomi yang lebih luas.

Pemerintah diharapkan dapat mencari solusi yang lebih seimbang agar efisiensi tetap berjalan tanpa mengorbankan kesejahteraan ASN dan stabilitas ekonomi nasional.***

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan