Harvey Moeis Divonis 20 Tahun, ICW: Hukuman Berat, Tapi Kerugian Triliunan Tak Terbayar!

--
Denda: Rp 1 miliar atau subsider 8 bulan kurungan
Uang pengganti: Rp 420 miliar atau subsider 10 tahun penjara
Dengan skema ini, jika Harvey tidak membayar uang pengganti dan denda, ia berpotensi menjalani total hukuman hingga 30 tahun 8 bulan.
ICW Tekankan Pentingnya Pemulihan Aset
Selain mengkritik uang pengganti, ICW menyoroti pentingnya efektivitas eksekusi penyitaan aset untuk memastikan negara benar-benar mendapatkan kembali kerugian akibat korupsi ini.
“Jika masih ada aset yang belum disita, negara harus memastikan seluruh hasil kejahatan dikembalikan,” ujar Biko.
ICW juga meminta Mahkamah Agung untuk tetap mengedepankan pendekatan pemulihan aset dalam proses hukum lebih lanjut, terutama jika terdakwa mengajukan kasasi atau peninjauan kembali.
BACA JUGA:Empat Lawang Belum Bisa Pembuatan dan Perpanjangan SIM Online
Banding Diajukan Setelah Vonis Rendah di PN Jakarta Pusat
Sebelumnya, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) PN Jakarta Pusat hanya menjatuhkan hukuman 6,5 tahun penjara dengan uang pengganti Rp 210 miliar kepada Harvey Moeis.
Vonis tersebut memicu kritik luas karena dianggap terlalu ringan dibandingkan dengan skala kerugian negara yang ditimbulkan.
Kini, dengan putusan banding yang lebih berat, banyak pihak berharap proses hukum terhadap kasus ini dapat memberikan efek jera sekaligus memastikan negara mendapatkan kembali aset yang hilang akibat korupsi.
BACA JUGA:Redmi Note 13 Pro Plus 5G vs Redmi Note 14 Pro 5G: Selisih Rp 500 Ribuan, Mana yang Lebih Worth It?
Masih Ada Peluang Kasasi
Meskipun vonis banding sudah dijatuhkan, Harvey Moeis masih memiliki opsi untuk mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung.