Menelusuri Keagungan Masjid Jama di India, Destinasi Wisata Religi Dunia

--
Rel,Delhi, India – Salah satu situs warisan Islam paling ikonik di dunia kini kembali menarik perhatian masyarakat internasional. Masjid Jama atau Masjid-e-Jahan Numa, yang berdiri megah di jantung Kota Tua Delhi, menjadi destinasi wisata religi yang wajib dikunjungi bagi umat Islam dan pecinta sejarah.
Masjid yang telah berusia hampir 400 tahun ini dibangun pada masa pemerintahan Kaisar Mughal Shah Jahan, yang juga dikenal sebagai pembangun Taj Mahal.
Diresmikan pada tahun 1656, Masjid Jama adalah simbol kejayaan arsitektur Islam klasik di India, serta saksi bisu perjalanan sejarah panjang negeri tersebut.
Baru-baru ini, Masjid Jama kembali menjadi sorotan setelah Sheikh Mohammed bin Abdulkarim Al-Issa, Sekretaris Jenderal Liga Dunia Muslim (MWL), menyampaikan khutbah Jumat di sana — sebuah peristiwa bersejarah karena ini adalah pertama kalinya dalam empat abad seorang tokoh agama dari luar India diberi kehormatan tersebut.
Keindahan Arsitektur dan Nilai Historis
Masjid ini terletak tidak jauh dari Benteng Merah yang juga dibangun oleh Shah Jahan, dan berdiri kokoh di atas bukit Bhojla Pahari.
Dengan tiga kubah marmer yang khas serta menara kembar yang menjulang setinggi 40 meter, Masjid Jama mampu menampung hingga 85.000 jemaah dalam satu waktu.
Nama “Masjid-e-Jahan Numa” berarti "masjid yang memantulkan dunia", sedangkan nama yang lebih populer, "Masjid Jama", berarti "masjid tempat berkumpul".
Tiga pintu masuk utama menuju masjid ini dulunya digunakan oleh keluarga kerajaan dan masyarakat umum, menandakan keterbukaan tempat ibadah ini kepada seluruh lapisan masyarakat.
Wisata Religi yang Sarat Makna
Bagi wisatawan Muslim, berkunjung ke Masjid Jama bukan sekadar menikmati keindahan bangunan dan suasana spiritual, tetapi juga mengenang peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Islam dan India.
Selama masa penjajahan Inggris, masjid ini sempat dijadikan barak militer dan hampir dihancurkan. Namun, berkat perjuangan umat Muslim, masjid ini dikembalikan dan tetap digunakan hingga kini.