SPMB SD di Semarang Sepi Pendaftar, Ini Kata Kadisdik dan Kepala Sekolah

SPMB SD di Semarang Sepi Pendaftar, Ini Kata Kadisdik dan Kepala Sekolah-ist/net-

Rel, Bacakoran.co – Meski pendaftaran Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tingkat Sekolah Dasar (SD) di Kota Semarang telah ditutup pada 14 Juni 2025, ternyata masih banyak sekolah negeri yang tidak memenuhi kuota. 

Dari total daya tampung 14.476 kursi, baru 12.925 calon siswa yang mendaftar—selisih lebih dari 1.500 kursi kosong.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bambang Pramusinto, mengungkapkan bahwa rendahnya jumlah pendaftar disebabkan oleh berbagai faktor, terutama karakteristik penduduk sekitar sekolah.

“Di kawasan itu banyak warga buruh, pedagang, dan pekerja informal dari luar kota. Anak-anak mereka tidak bisa tertampung karena KK-nya luar Semarang,” jelas Bambang pada Selasa (24/6/2025).

Ia juga menambahkan bahwa di tingkat SD tidak tersedia jalur prestasi seperti di jenjang SMP, sehingga calon siswa dari luar domisili sulit diterima. 

BACA JUGA:Benfica Gagalkan Bayern Munchen Juara Grup C

BACA JUGA:Waspada! Curanmor Sasar Masjid!

Selain itu, terdapat penurunan angka kelahiran serta pergeseran permukiman ke daerah pinggiran seperti Tembalang dan Banyumanik.

Sebagai upaya solusi, Pemkot Semarang telah mengarahkan calon siswa dari luar kota untuk bersekolah di sekolah swasta gratis, sebagai bentuk komitmen pemerintah terhadap pemerataan pendidikan.

Kasus SD Negeri Sekayu: Kuota Hanya Terisi 42%

Salah satu contoh nyata adalah SD Negeri Sekayu, yang tahun ini hanya menerima 12 siswa dari kuota 28 kursi. Dari jumlah itu, 10 siswa diterima lewat jalur domisili dan 2 melalui jalur afirmasi.

Kepala Sekolah Anastasia Budiati menjelaskan bahwa rendahnya pendaftar disebabkan oleh kondisi demografi lokal. Wilayah tersebut mayoritas dihuni penduduk lansia yang sudah tidak memiliki anak usia sekolah.

“Kebanyakan anak tinggal bersama mbahnya, karena orang tuanya bekerja di luar kota,” jelas Anastasia.

Meskipun pihak sekolah telah memperluas jangkauan pendaftaran hingga seluruh kecamatan di Semarang Tengah, hasilnya belum signifikan. Salah satu penyebab lain adalah persaingan lokasi strategis. Banyak sekolah lain di pinggir jalan yang lebih mudah diakses juga mencantumkan Kelurahan Sekayu dalam zonasi mereka, sehingga calon siswa lebih memilih sekolah dengan akses masuk lebih praktis.BACA JUGA:Tunggu Tahap 2 dan Skema Optimalisasi dari Pusat

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan