Mendikdasmen Mu’ti: SMK Harus Kembangkan Keahlian Sesuai Kekayaan Alam Indonesia!

Mendikdasmen Mu’ti: SMK Harus Kembangkan Keahlian Sesuai Kekayaan Alam Indonesia!-ist/net-
Rel, Bacakoran.co – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menegaskan pentingnya pengembangan keahlian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang selaras dengan kekayaan sumber daya alam (SDA) lokal Indonesia.
Hal ini disampaikan Mu’ti dalam acara peluncuran Gerakan 1.000 Anak Putus Sekolah (APS) SMK Berdaya Lewat PKK dan PKW di Gedung A, Komplek Kemendikbudristek, Jakarta, Senin (30/6/2025).
Mu’ti mengkritisi adanya ketimpangan antara potensi wilayah dan program keahlian SMK. Ia mencontohkan daerah yang kaya akan perkebunan teh, namun SMK di daerah tersebut justru membuka jurusan Teknik Komputer Jaringan—yang menurutnya tidak relevan, apalagi di wilayah yang bahkan sinyal pun sulit dijangkau.
“Sering saya kritik, bagaimana bisa di daerah perkebunan teh justru program keahliannya komputer jaringan? Kenapa tidak dibuat saja jurusan per-teh-an?” ujar Mu’ti.
Inspirasi dari China dan Korea Selatan
Mu’ti menuturkan, ide ini ia peroleh dari kunjungannya ke China, di mana tradisi menyajikan teh hingga jenis-jenis tehnya menjadi ilmu tersendiri yang diajarkan secara serius dalam lembaga pendidikan. Bahkan, jenis teh tertentu di China dijual dengan harga tinggi dan hanya bisa dipesan secara khusus.
BACA JUGA:Menelik Jejak Spiritualitas: 4 Rekomendasi Wisata Religi di Aceh Barat
BACA JUGA:Keren Banget, Ini 4 Rekomendasi Wisata Pendidikan di Tasikmalaya
Tak hanya China, Korea Selatan juga menjadi contoh negara yang berhasil mengintegrasikan pendidikan dan budaya lokal. Meski dikenal sebagai negara maju dalam bidang teknologi, tradisi berbasis alam seperti ginseng dan kimchi tetap dijaga, bahkan menjadi identitas nasional dan bagian dari kurikulum pendidikan.
“Kita juga bisa seperti mereka. Indonesia punya jahe, kencur, dan kekayaan alam lain, tapi belum melekat secara khas sebagai identitas nasional,” ujar Sekretaris Umum PP Muhammadiyah itu.
SMK Berbasis SDA dan Budaya Lokal
Mu’ti menyayangkan fakta bahwa Indonesia yang kaya rempah justru masih mengimpor bahan seperti jahe. Ia melihat ini sebagai peluang besar untuk dunia pendidikan vokasi. Menurutnya, SMK harus menjadi pionir dalam pengembangan potensi daerah, bukan justru menjauh dari alam dan tradisi setempat.
“Harus ada keunggulan lain yang kita bangun lewat pendidikan. Program keahlian SMK sebaiknya deeply rooted within our tradition—kokoh tertanam dalam tradisi kita dan bisa menjadi komoditas bernilai ekonomi tinggi,” tandas Mu’ti.
Mu’ti menekankan, pengembangan SMK berbasis kekayaan alam bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga pelestarian budaya, pemberdayaan masyarakat, dan menjadikan pendidikan lebih kontekstual serta berkelanjutan.