Program “1.000 APS SMK Berdaya”: Anak Putus Sekolah Kini Dapat Pelatihan Kerja dan Modal Usaha

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi dan Layanan Khusus, Tatang Muttaqin,-ist/net-

Rel, Bacakoran.co – Kabar baik bagi para siswa SMK yang terpaksa putus sekolah. 

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) resmi meluncurkan program inovatif bertajuk “Gerakan 1.000 APS SMK Berdaya” yang ditujukan untuk membekali anak-anak putus sekolah dengan keterampilan kerja dan bekal usaha mandiri.

Program ini terbagi dalam dua skema utama, yakni Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW). Kedua skema ini ditujukan bagi peserta usia produktif yang telah keluar dari pendidikan formal namun masih memiliki semangat untuk belajar dan berkembang.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi dan Layanan Khusus, Tatang Muttaqin, menjelaskan bahwa pelatihan dalam skema PKK akan dilakukan secara intensif selama satu hingga dua bulan di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) yang telah bermitra dengan industri.

“Peserta akan dilatih di bidang yang sesuai dengan kebutuhan industri lokal, seperti teknik mesin, perhotelan, otomotif, kuliner, tata busana, dan lainnya,” ujar Tatang. 

Setelah pelatihan, peserta akan diuji kompetensinya dan mendapatkan sertifikat resmi yang bisa digunakan untuk melamar pekerjaan.

BACA JUGA:Mantan Gubernur Sumsel Alex Noerdin Resmi Jadi Tersangka Dugaan Korupsi Proyek Pasar Cinde

BACA JUGA:Dendam Lama, Dua IRT di Palembang Saling Lapor Usai Terlibat Pengeroyokan

Sementara itu, jalur PKW lebih diarahkan pada pengembangan usaha mandiri. Peserta mendapatkan pelatihan keterampilan sekaligus pendampingan kewirausahaan dan bantuan modal usaha.

Contohnya seperti yang dialami oleh Nabila Aditya, mantan siswi SMK dari Subang, Jawa Barat. Ia kini mengikuti pelatihan tata busana di LKP Dwi Tunggal. “Dulu saya tidak bisa ikut praktikum karena biaya. Sekarang saya bisa belajar menjahit dan ingin buka usaha sendiri,” ungkap Nabila dengan penuh semangat.

Menurut pimpinan LKP Dwi Tunggal, Sulaeha, sebanyak 14 anak putus sekolah telah dibina di lembaganya. Mereka diajarkan keterampilan dasar menjahit, membuat pola, hingga strategi membuka usaha kecil di rumah.

Program yang dijalankan di 245 LKP di 33 provinsi ini juga menyasar wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), dengan melibatkan pemerintah daerah dalam mendata dan memfasilitasi calon peserta.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menegaskan bahwa fokus pendidikan ke depan tidak hanya pada ijazah, tetapi pada keterampilan dan kemandirian. “Program ini membuka peluang baru bagi anak-anak kita untuk tetap punya masa depan, meski mereka tidak melanjutkan sekolah formal,” tegas Mu’ti.

BACA JUGA:Warga Pakistan di Palembang Jadi Korban Penipuan Berkedok Dukun, Rugi Rp7 Juta

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan