Ekspor Sumsel Merosot 28,17 Persen

Moh Wahyu Yulianto. Foto: dok/ist--

REL, Palembang - Pada awal tahun 2024, Sumatra Selatan (Sumsel) mengalami penurunan signifikan dalam nilai ekspornya, menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatra Selatan (BPS Sumsel). 

Dalam periode bulan Januari tersebut, ekspor wilayah itu mengalami penurunan sebesar 28,17% secara month to month (mtm), menyentuh angka US$441,35 juta. 

Kepala BPS Sumsel, Moh Wahyu Yulianto, menyampaikan bahwa penurunan tersebut juga terjadi secara year on year (yoy), dengan penurunan sebesar 23,78%.

Menurut Wahyu, penurunan ekspor Sumsel disebabkan terutama oleh penurunan ekspor migas sebesar 1,90%, mencapai US$39,56 juta, serta penurunan ekspor non migas dari US$574,14 juta menjadi US$401,79 juta. 

BACA JUGA:Dorong Konsolidasi Perbankan Daerah

BACA JUGA:TP PKK Sumsel Dukung Gerakan Tanam Cabai

Penurunan tersebut terutama dipengaruhi oleh komoditas seperti batubara, lignit, dan bubur kertas (pulp).

Berdasarkan sektornya, ekspor Sumsel didominasi oleh sektor industri sebesar 49,7% dan tambang 40,41%, sementara sektor pertanian hanya menyumbang 4,11%. 

Namun, terdapat lonjakan sebesar 16,84% dalam ekspor sektor pertanian secara bulanan, yang disebabkan oleh peningkatan ekspor buah-buahan dan ikan hidup.

Meskipun terjadi peningkatan dalam sektor pertanian secara bulanan, Wahyu menekankan perlunya antisipasi terhadap penurunan nilai ekspor dari tiga komoditas unggulan di Sumsel, yakni batubara, karet remah, dan pulp, baik secara bulanan maupun tahunan. 

"Tentu ini harus diantisipasi, karena kinerja ekspor di Sumsel akan mempengaruhi kinerja perekonomian," tegasnya.

Penurunan nilai ekspor ini menimbulkan tantangan serius bagi perekonomian Sumatra Selatan, yang menunjukkan perlunya strategi dan tindakan yang tepat untuk mengatasi dampaknya dan memulihkan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. (*)

Tag
Share