MPLS Harus Jadi Sarana Penguatan Karakter Siswa

Anggota Komisi V DPRD Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Kiki Subagyo. Foto : dok--
REL, Palembang - Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) harus dijadikan momen strategis dalam membentuk karakter siswa sejak awal masuk sekolah, bukan sekadar rutinitas seremonial tahunan.
Demikian ditegaskan Anggota Komisi V DPRD Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Kiki Subagyo, dalam imbauannya kepada seluruh satuan pendidikan di wilayah Sumsel.
Politisi dari Fraksi Demokrat itu mengingatkan bahwa MPLS seharusnya difokuskan pada pembangunan nilai-nilai positif seperti kedisiplinan, rasa tanggung jawab, semangat kebersamaan, dan integritas.
Ia menekankan bahwa kegiatan pengenalan sekolah bukan hanya memperkenalkan fasilitas dan aturan, tetapi juga harus menanamkan semangat belajar dan membentuk karakter pelajar yang unggul.
BACA JUGA:Jual Video Pornografi dan Layanan VCS, Bapak dan Anak di Palembang Ditangkap
“Kesan pertama siswa terhadap sekolah sangat menentukan. Karena itu, MPLS harus dirancang menyenangkan, inspiratif, dan mampu membangun kepercayaan diri mereka,” ujarnya usai menjalankan salat Jumat, Jumat (11/7/2025).
Kiki menyatakan penolakan tegas terhadap praktik-praktik yang mengarah pada kekerasan mental maupun fisik seperti perpeloncoan.
Ia menyebut hal itu sebagai warisan lama yang tidak lagi relevan dalam sistem pendidikan modern.
“Sekolah bukan tempat menanamkan budaya senioritas. MPLS adalah ruang adaptasi yang mendukung perkembangan siswa baru, bukan ajang uji mental,” tegasnya.
BACA JUGA:Rumah Alex Noerdin digeledah, Penyidik Angkut Satu Koper Dokumen
Sebagai gantinya, Kiki mendorong sekolah untuk mengisi MPLS dengan kegiatan kreatif dan membangun.
Ia mengusulkan pengenalan soft skill, pelatihan literasi digital, kegiatan diskusi tentang nilai kebangsaan, serta simulasi belajar kelompok yang bersifat kolaboratif.
Menurut Kiki, keberhasilan MPLS tidak bisa diserahkan hanya kepada panitia internal sekolah. Ia menyarankan agar guru Bimbingan Konseling (BK), wali kelas, hingga alumni turut ambil bagian dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.
“Dengan keterlibatan berbagai pihak, siswa akan mendapatkan panduan yang utuh—baik secara emosional, sosial, maupun akademik,” ungkapnya.