Dikir di Empat Lawang Terbagi Dua Jenis

REL, Empat Lawang - Seni dikir menjadi salah satu kekayaan budaya yang khas dari Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan.

Menggabungkan musik, tari, dan silat, seni ini juga disertai dengan syair-syair Islam yang memberikan nilai-nilai keagamaan dalam setiap pertunjukannya. 

Dikir di Empat Lawang dibagi menjadi dua jenis, yaitu ngarak dan non-ngarak.

Ngarak menampilkan gerakan silat atau kuntaw dan biasanya diselenggarakan di luar ruangan, sementara non-ngarak hanya menampilkan tarian dan dilakukan di dalam ruangan.

BACA JUGA:Cughob Bungo Masuk Daftar Air Terjun Terindah

BACA JUGA:Patroli Subuh Polsek Muara Pinang Amankan Wilayah

Ciri khas seni dikir di Empat Lawang adalah penggunaan bahasa dan dialek lokal serta diiringi oleh alat musik terbangan. 

Terbangan, alat musik yang terbuat dari kulit binatang yang dipukul dengan tangan, dimainkan oleh delapan pemusik yang disebut terbang. Sementara itu, delapan penari atau pesilat disebut dikir.

Seni dikir di Empat Lawang bukan hanya sekadar hiburan tetapi juga sarat dengan nilai-nilai keagamaan, kebersamaan, dan kearifan lokal.

Ini menjadikan seni dikir sebagai salah satu daya tarik wisata budaya di daerah ini yang terkenal dengan keindahan alamnya.

Penampilan seni dikir biasanya digelar dalam acara-acara besar seperti pernikahan dan acara resmi yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Empat Lawang. 

Sebelumnya, festival seni dikir pernah diadakan di tingkat kecamatan Tebing Tinggi dengan tujuan utama untuk melestarikan budaya seni dikir serta meningkatkan pemahaman tentang syair-syair Islam yang dibawakan dalam pertunjukan dikir. 

Bagi yang ingin mempelajari seni dikir, penting untuk memahami beberapa hal seperti cara memainkan alat musik terbangan dan menari atau bersilat sesuai dengan irama terbangan.

Selain itu, memahami syair-syair Islam yang dilantunkan dalam seni dikir juga merupakan bagian penting dari pembelajaran ini.