Huawei Pura 80 Ultra Resmi Meluncur di Indonesia, Premium Tanpa 5G

Huawei Pura 80 Ultra resmi hadir di Indonesia dengan harga Rp22,9 juta, membawa kamera terbaik dunia tetapi tanpa dukungan 5G di versi global.-ISTIMEWA-
Secara teknis, Huawei Pura 80 Ultra dengan chipset Kirin 9020 sebenarnya mampu mendukung 5G di pasar China. Namun, di versi global, modul 5G kemungkinan dinonaktifkan melalui software atau bahkan diganti dengan varian chipset berbeda.
Alasan lain adalah biaya sertifikasi. Setiap negara memiliki band frekuensi 5G yang berbeda, dan untuk menyesuaikan diri Huawei perlu mengeluarkan biaya besar serta waktu panjang. Dari sisi bisnis, merilis versi 4G jauh lebih efisien.
3. Penetrasi 5G Masih Terbatas di Negara Berkembang
Di Indonesia, 5G memang sudah hadir, tapi cakupannya belum merata. Menurut data GoodStats, Surakarta mencatat penetrasi 5G sebesar 99,09%, namun Jakarta Pusat baru 83,49%. Bahkan di luar kota besar, jaringan 5G masih minim.
Harga perangkat 5G juga relatif mahal, sehingga adopsi masih lambat. Dengan kondisi ini, langkah Huawei menghadirkan flagship berbasis 4G bisa dianggap sebagai strategi realistis, setidaknya untuk pasar berkembang.
BACA JUGA:Lomba Mancing Ikan Mas Meriahkan HUT ke-69 Muba
BACA JUGA:Harga Ayam Potong di Sanga Desa Tembus Rp40 Ribu per Kilogram
Fokus ke Kamera, Desain, dan Ekosistem
Alih-alih menjual konektivitas, Huawei memilih fokus pada kamera superior, desain premium, serta integrasi ekosistem. Huawei Pura 80 Ultra hadir dengan teknologi fotografi mutakhir yang membuatnya layak menjadi pilihan utama bagi pecinta mobile photography.
Dengan kerja sama penjualan eksklusif bersama Blibli, konsumen di Indonesia juga akan mendapatkan penawaran khusus yang memperkuat daya tarik produk ini, meski tanpa 5G.
Ketiadaan 5G pada Huawei Pura 80 Ultra versi global bukan sekadar kelemahan teknis, tetapi buah dari kombinasi faktor geopolitik, regulasi, hingga strategi bisnis.
Meski demikian, Huawei tetap menawarkan nilai lebih pada sektor kamera dan desain yang sulit disaingi kompetitor.
Bagi konsumen Indonesia, absennya 5G mungkin tidak terlalu mengganggu, mengingat jaringan 4G masih dominan. Namun, bagi pengguna di kota dengan cakupan 5G luas, ini bisa jadi pertimbangan serius.
BACA JUGA:Beli Motor Mio Di Marketplace Nur Malah Jadi Korban Penipuan
BACA JUGA:Modus Tanya Kontrakan, Tukang Sayur Malah Kena Jambret
Pada akhirnya, pilihan ada di tangan konsumen: apakah kamera terbaik dan desain elegan lebih penting, atau kecepatan jaringan generasi terbaru yang jadi prioritas? **