WASPADA! Sumsel Masuk Masa Kritis Peralihan Musim
ILUSTRASI--
° BMKG Peringatkan Potensi Banjir dan Longsor
REL, Palembang – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan (Sumsel) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi bencana hidrometeorologi seiring dengan berakhirnya musim kemarau. Masyarakat di wilayah tersebut diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan menyusul prediksi peningkatan curah hujan signifikan pada akhir Oktober 2025.
Kepala Stasiun Klimatologi Sumsel, Wandayantolis, menjelaskan bahwa pada dasarian III Oktober ini, sebagian besar wilayah provinsi tersebut diperkirakan akan mengalami peningkatan curah hujan dengan intensitas menengah. Kondisi ini berpotensi besar memicu terjadinya genangan air, banjir, hingga longsor di beberapa daerah.
“Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem dan menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah dampak lanjutan seperti penyakit akibat banjir,” ujar Wandayantolis, Selasa (21/10/2025).
Wandayantolis menyebutkan, saat ini sekitar 85 persen wilayah Sumsel telah memasuki periode musim hujan, sementara beberapa daerah lainnya masih berada dalam masa peralihan.
BACA JUGA:Dikira Tidur Saat Jam Pelajaran Oknun Guru Aniaya Murid
Meskipun demikian, ada perbedaan intensitas yang mencolok. Daerah seperti Empat Lawang dan Ogan Komering Ilir (OKI) bagian selatan diprediksi hanya akan mengalami hujan ringan.
Sebelumnya, pada dasarian II Oktober, sebagian besar wilayah Sumsel masih mencatat sifat hujan bawah normal atau curah hujan lebih rendah dari rata-rata. Namun, beberapa daerah sudah mengalami peningkatan signifikan.
Musi Banyuasin, Lahat, dan OKI telah berada pada kategori normal. Bahkan, Lubuklinggau, Musi Rawas Barat, dan Banyuasin bagian barat tercatat mengalami hujan di atas normal. “Curah hujan tertinggi tercatat di Kecamatan Tugumulyo, Musi Rawas, yang mencapai sekitar 203 milimeter,” ungkapnya.
Hasil pemantauan Hari Tanpa Hujan (HTH) BMKG menunjukkan sebagian besar wilayah Sumsel masih berada pada kategori sangat pendek, yakni antara satu hingga lima hari tanpa hujan.
BACA JUGA:Diduga Hendak Curi Kabel Dan Bawa Sajam, Dua Sabahat ini Ditangkap Polisi
Namun, beberapa wilayah seperti Palembang, Muara Enim, Lahat, dan Banyuasin mencatat HTH pendek (6–10 hari). Kategori menengah (11–20 hari) tercatat di Ogan Ilir dan OKU Selatan.
“Pos hujan di Indralaya Utara, Ogan Ilir, mencatat hari tanpa hujan terpanjang, yakni sekitar 17 hari berturut-turut,” jelas Wandayantolis.
Oleh karena itu, BMKG mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk segera meningkatkan kesiapsiagaan. Fokus utama saat ini adalah pengelolaan drainase dan pembersihan saluran air secara menyeluruh guna meminimalkan risiko dan dampak bencana hidrometeorologi yang mengintai. (*)