Kisah Haru Rasita Siregar, Kepala Sekolah TK yang Setiap Hari Seberangi Laut dan Hutan
Doc/Foto/Ist--
Rel, Bacakoran.co – Di tengah gemuruh modernisasi pendidikan, kisah perjuangan Rasita Siregar, seorang kepala sekolah taman kanak-kanak (TK) di Kepulauan Meranti, Riau, menjadi inspirasi banyak orang.
Setiap pagi, perempuan tangguh ini harus menyeberangi laut dan melintasi hutan bakau selama lebih dari satu jam hanya untuk sampai ke sekolah tempatnya mengabdi.
Kisah luar biasa ini viral setelah dibagikan oleh adiknya melalui akun Threads @sayabangucok, yang menceritakan bagaimana kakaknya harus melewati medan berat setiap hari demi mendidik anak-anak di perbatasan Indonesia–Malaysia.
“Dari rumah ke sekolahan ya mesti nyeberang selat dulu, baru motoran lagi sejaman lewatin hutan bakau. Kadang ketemu ular gede, buaya juga. Asal jangan buaya darat,” tulisnya dengan nada gurau namun penuh makna perjuangan.
Unggahan tersebut langsung mencuri perhatian publik. Banyak warganet yang menyampaikan rasa salut dan kagum atas dedikasi Rasita sebagai pendidik di daerah terpencil, yang tanpa pamrih terus mengabdi di tengah keterbatasan.
BACA JUGA:Tahun 2026, Siswa TK Dapat Bantuan PIP Rp 450 Ribu! Ini Syarat dan Cara Daftarnya
Perjuangan Sehari-hari di Tengah Alam Liar
Setiap hari, Rasita menyeberangi laut kecil menuju sekolahnya, TK Negeri Kadabu Rapat.
Ia sudah terbiasa menghadapi ombak besar, cuaca ekstrem, dan kondisi jalan yang berbahaya. Saat musim hujan, perjalanan menjadi lebih berat karena air pasang bisa sangat tinggi.
“Kalau musim pasang besar, airnya bisa naik sampai ke jalan. Tahun lalu malah sempat ada buaya naik ke darat, tepat di depan sekolah,” ujar Rasita.
Meski berisiko, ia tak pernah gentar. Demi keselamatan murid-muridnya, ia bahkan bekerja sama dengan aparat setempat untuk memasang papan peringatan agar anak-anak tidak bermain di tepi parit depan sekolah.
Membangun Sekolah dari Nol
Rasita mulai bertugas di sekolah tersebut pada tahun 2022, tak lama setelah sekolah itu resmi menjadi negeri. Saat pertama kali datang, kondisi bangunan masih memprihatinkan.