Juni Diprediksi Kemarau Parah
![](https://rakyatempatlawang.bacakoran.co/upload/bb0e078188740b9eb6dd2151e460000a.jpg)
M Iqbal Alisyahbana. Foto: dok/ist--
Sumsel Siap Antisipasi Karhutla
REL, Palembang - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) telah mengambil langkah antisipatif menghadapi ancaman bencana tahunan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Informasi terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumsel mengindikasikan bahwa musim kemarau diperkirakan akan tiba pada bulan Juni mendatang.
Kepala Badan Pelaksana BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyahbana, dalam keterangannya pada Kamis (21/3/2024), menyatakan bahwa pemerintah daerah telah melakukan rapat bersama BMKG untuk merencanakan strategi kesiapsiagaan.
"Dari hasil rapat bersama BMKG tadi, Juni baru akan terjadi kemarau. Apel kesiapsiagaan akan dilakukan Mei untuk mempersiapkan personel dan berbagai perlengkapan yang akan dipakai untuk mengatasi Karhutla," ujarnya.
Iqbal juga menjelaskan bahwa prediksi BMKG menunjukkan bahwa wilayah Indonesia, termasuk Sumsel, akan mengalami dampak El Nino mulai awal Juni hingga Agustus.
BACA JUGA:Persik Kediri Siap Sapu Bersih Lima Laga Sisa
BACA JUGA:Eder Militao Mendekati Skuad Utama Real Madrid
Untuk menetapkan status siaga Karhutla di provinsi tersebut, pihaknya akan menunggu ajuan dari daerah lain.
"Jika sudah ada 2 daerah yang mengajukan status siaga, maka provinsi akan langsung menaikkan status juga ke siaga. Peningkatan status juga supaya antisipasi Karhutla bisa lebih dini dilakukan," katanya.
Meskipun saat ini Sumsel masih dilanda hujan dengan intensitas ringan hingga lebat, Iqbal menegaskan bahwa upaya mitigasi sudah mulai dilakukan.
Namun, Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Sumsel, Edward Chandra, menambahkan bahwa koordinasi yang lebih baik diperlukan mengingat prediksi akan adanya El Nino tahun ini.
"Rapat yang kita lakukan ini agar antisipasi Karhutla bisa dilakukan sejak awal dan persiapan apa saja yang dibutuhkan untuk penanggulangannya," ujarnya.
Dia juga menekankan perlunya persiapan dari segi personel, peralatan, perlengkapan, serta logistik. Selain itu, ia juga meminta agar embung-embung di kawasan perusahaan perkebunan dan hutan dijaga sebagai langkah antisipasi jika Karhutla meluas. (*)