Trauma, Perempuan Muda Memar Dihajar Begal

HISTERIS: Perempuan muda yang dihajar pembegal, terduduk menangis histeris di tengah jalan yang gelap. -FOTO: INSTAGRAM---

Kondisi mayat korban yang mulai membusuk, pertama kali terlihat pedagang yang melintas di jembatan, Jumat, 29 Maret 2024, sekitar pukul 07.00 WIB. Kondisinya tidak bisa dikenali lagi, lalu dibawa ke RSUD OKU Timur di Tulus Ayu.

Siang menjelang sore, baru terkuak identitasnya setelah orang tuanya datang mengecek.  Edi Susanto, dan Herayunita (33), mengenali jenazah Mr X itu adalah putranya, dari properti yang ditemukan. Yakni kunci rumah kontrakan yang dibawa korban, lalu ikat pinggang yang dikenakan, dan cirri tangan almarhum masih dikenali ibunya. “Keseharian Rifki itu ikut bundanya jualan. Kadang menginap di tempat jualan," kenang Edi, warga RT 05, RW 02, Desa Gumawang, Kecamatan Belitang, OKUT.

Toko mereka di perbatasan Desa Gumawang dan Desa Bedilan. Dia berjualan kopi, tas-tas kecil, hingga kacamata.  Senin, 25 Maret 2024, sepulang sekolah Rifki masih membantu ibunya jualan. 

BACA JUGA:Pj Bupati Soriti Kebersihan dan Disiplin Masyarakat

BACA JUGA:Pidsus dan Disprindag Sidak SPBU di Pendopo

Setelah berbuka puasa, Rifki pamit hendak mengantarkan takjil ke rumah kakeknya. Dia mengendarai motor Beat Street warna silver.  Sempat pula pulang ke rumah kontrakan kami untuk ganti pakaian.

Mampir ke rumah temannya lalu bersama-sama mengisi minyak motor, lalu mengantarkan lagi temannya pulang. Dalam perjalana pulang ke tokonya, Rifki tidak pulang-pulang lagi ke rumah dan tidak diketahui nasibnya. 

Sampai akhirnya ditemukan jasadnya, empat hari kemudian. Namun, sepeda motor Beat Street warna silver yang dikendarainya sudah hilang. “Kami menduga Rifki dibunuhnya di sekitar Gumawang, baru dibuang ke Desa Tanjung Mas,” duga Edi.

Sebab, Rifki belum pernah main ke daerah tempat jasadnya terapung. Untuk sampai ke Kecamatan Semendawai Barat dari Gumawang, setidaknya harus melewati 2 kecamatan dan puluhan desa. 

Kemudian jika berkendara, dari Desa Gumawang sampai ke Desa Tanjung Mas membutuhkan waktu lebih kurang 1 jam.  "Kami berharap pelaku dapat terungkap dan dapat dihukum setimpal sesuai dengan perbuatan menghilangkan nyawa anak kami," harap Edi. (pad)

Tag
Share