Gerakan 'People Power' Kawal Demokrasi
USAI: Direktur Pasca Sarjana Universitas Bina Dharma Palembang Prof H Isnawijayani (tengah) usai menjadi nara sumber pada diskusi Talk Sriwijaya Community di Hotel Zuri Kota Palembang, Sabtu (27/4/2024). Foto: dok/ist--
REL, Palembang – Sebuah fenomena menarik muncul di tengah-tengah masyarakat Sumatera Selatan menjelang Pilkada. Gerakan kekuatan masyarakat, atau yang lebih dikenal dengan 'people power' kini menjadi sorotan karena peran aktifnya dalam mengawal proses demokrasi di daerah ini.
Direktur Pasca Sarjana Universitas Bina Dharma Palembang, Prof Hj Isnawijayani, menekankan pentingnya gerakan ini saat berbicara di Diskusi Talk Sriwijaya Community.
“People power bukan sekadar slogan, tetapi telah menjadi kekuatan efektif yang mengawal setiap tahapan Pilkada di Sumsel,” ujar Prof Isnawijayani.
Kekuatan ini tidak hanya berasal dari individu, tetapi juga dari insan media dan masyarakat yang aktif di media sosial. Mereka bersama-sama berperan penting dalam memastikan proses pemilihan kepala daerah berlangsung dengan transparan dan adil.
BACA JUGA:Satu Rumah Hanyut, Jalan Tertutup Longsor!
BACA JUGA:Pemkab Empat Lawang Gelar Nobar di Pendopoan
Prof Isnawijayani juga menyoroti bahwa kekuatan dan aspirasi masyarakat berperan melalui kepedulian dan pesan-pesan yang disampaikan terkait Pilkada. “Kritik konstruktif melalui media massa dan sosial masih sangat efektif untuk mengawal tahapan dan proses pemilihan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Ia mengajak masyarakat untuk tidak kendur dalam semangat memperbaiki Pilkada. “Masyarakat memiliki kekuatan yang bisa dioptimalkan untuk menjaga kualitas Pilkada, sehingga pada akhirnya kita dapat memilih pemimpin yang benar-benar dibutuhkan oleh daerah ini,” tegas Prof Isnawijayani.
Para kontestan Pilkada juga diharapkan memiliki gagasan dan ide-ide yang komunikatif serta jejaring yang luas untuk mendukung pembangunan di Sumsel dan kabupaten/kota.
“Seorang kandidat harus memiliki visi misi pembangunan yang merata untuk Sumsel dan mampu mendatangkan dukungan finansial maupun politik,” tutup Prof Isnawijayani. (*)