Harga CPO Turun Sebabkan Penetapan Tarif Ekspor Baru
PELABUHAN: Kegiatan bongkar-muat di pelabuhan boom baru, Palembang. Foto: dok/ist.--
REL, Palembang - Pada periode 1 - 15 Januari 2024, Harga Referensi (HR) minyak kelapa sawit (CPO) mengalami penurunan signifikan menjadi USD 746,69/MT, menurun sebesar USD 20,82 atau 2,71% dari periode sebelumnya.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Budi Santoso, menyatakan bahwa berdasarkan HR ini, pemerintah akan menerapkan Bea Keluar (BK) CPO sebesar USD 18/MT dan Pungutan Ekspor (PE) CPO sebesar USD 75/MT untuk periode tersebut.
Sumber harga HR CPO berasal dari rata-rata harga selama 10—24 Desember 2023 di Bursa CPO Indonesia (USD 712,19/MT), Bursa CPO Malaysia (USD 781,19/MT), dan Pasar Lelang CPO Rotterdam (USD 873/MT).
Penurunan HR CPO dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk penurunan permintaan dari Tiongkok, penurunan produksi di Indonesia dan Malaysia akibat cuaca, serta penurunan harga minyak kedelai.
BACA JUGA:Warga Muara Padang Banyuasin Diteror Buaya Muara
BACA JUGA:Kapolda Sumsel Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Kabupaten Muratara
Di sisi lain, HR biji kakao untuk Januari 2024 naik menjadi USD 4.230,97/MT, meningkat sebesar USD 280,35 atau 7,10% dari bulan sebelumnya.
Hal ini berdampak pada peningkatan Harga Patokan Ekspor (HPE) biji kakao menjadi USD 3.900/MT, naik USD 273 atau 7,53% dari periode sebelumnya. Meskipun terjadi kenaikan harga, tarif Bea Keluar (BK) biji kakao tetap sebesar 15%, sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Peningkatan HR dan HPE biji kakao dipengaruhi oleh faktor penyakit tanaman di Afrika Barat sebagai dampak dari El Nino, terutama di Pantai Gading dan Ghana. Seiring dengan dinamika ini, pasar ekspor komoditas pertanian tetap menjadi perhatian utama dalam kebijakan perdagangan nasional. (*)