Pemilik Warung di Gunungsitoli Dirugikan Akibat Berita Viral di Media Sosial

RAKYATEMPATLAWANG – Pemilik sebuah warung makan di Jalan Diponegoro, Gunungsitoli, Dirwansyah Lase, mengaku kecewa dan merasa dirugikan akibat viralnya pemberitaan yang menyebutkan makanan di warungnya mengandung ulat.  

Kejadian bermula pada Senin (20/1/2025), sekitar pukul 20.00 WIB, saat dua pelanggan datang makan di warung tersebut. 

Setelah makan, mereka memesan nasi bungkus untuk dibawa pulang. Namun, tidak lama kemudian, kedua pelanggan kembali dan mengeluhkan adanya ulat dalam makanan yang mereka beli.  

"Salah satu pelanggan, Dedhy, seorang mahasiswa, menunjukkan nasi bungkus yang dibungkus dengan kantong plastik berwarna putih, padahal biasanya kami menggunakan kantong plastik merah atau hijau," ungkap Dirwansyah kepada HarianStar pada Kamis (23/1/2025).  

Dirwansyah mengaku telah meminta maaf dan mengganti kerugian sebesar Rp45.000 untuk tiga porsi nasi. "Kami sudah sepakat menyelesaikan masalah ini secara damai, dan Dedhy setuju untuk tidak menyebarkan kejadian ini di media sosial," tambahnya.  

Namun, keesokan harinya, berita ini justru viral di media sosial, membuat nama baik warungnya tercemar. 

BACA JUGA:Minim Bukti, Empat Remaja Tasikmalaya Divonis Penjara dalam Kasus Pengeroyokan

BACA JUGA:Safari Jumat, Pj Bupati Muba Apresiasi Masyarakat atas Kondusifitas Pilkada

"Saya sangat kecewa karena kami sudah sepakat. Sekarang, jumlah pengunjung menurun drastis, dan ini sangat merugikan usaha saya," keluh Dirwansyah.  

Dirwansyah menyatakan bahwa ia sebenarnya bisa membantah tuduhan tersebut, karena plastik yang digunakan berbeda dari biasanya. 

Namun, untuk menghindari keributan, ia memilih menyelesaikan masalah secara kekeluargaan.  

Kini, setelah pemberitaan ini viral, Dirwansyah mengaku kesulitan menghubungi Dedhy. "Jika tidak ada tanggapan, saya akan mempertimbangkan untuk menempuh jalur hukum," tegasnya.  

Sebagai langkah ke depan, Dirwansyah berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas dan pelayanan di warungnya agar kejadian serupa tidak terulang. (*)