Menggali Lebih Dalam tentang Fiqih Puasa: Memahami Syarat, Rukun, dan Perkara-perkara yang Membatalkan Puasa

Puasa merupakan salah satu ibadah penting dalam agama Islam yang dilakukan selama bulan Ramadan.--

RAKYATEMPATLAWANG- Puasa merupakan salah satu ibadah penting dalam agama Islam yang dilakukan selama bulan Ramadan.

Untuk memperdalam pemahaman tentang fiqih puasa, penting untuk mengetahui syarat-syarat wajib, syarat sah, rukun, serta perkara-perkara yang membatalkan puasa.

BACA JUGA:Jelang Ramadan, Satgas Pangan Pantau Pasokan Sembako

Mari kita telaah lebih lanjut:
Syarat Wajib Puasa:

Islam: Seorang muslim wajib menjalankan puasa.
Baligh: Seseorang harus sudah mencapai usia baligh.

Berakal: Seseorang harus memiliki akal yang sehat.
Sehat: Puasa hanya wajib bagi yang sehat secara fisik.

BACA JUGA:Sidang Isbat Awal Ramadan Digelar 10 Maret 2024

Bermukim: Puasa wajib bagi yang tidak sedang dalam perjalanan.
Suci: Seseorang harus dalam keadaan suci dari haid dan nifas.

Syarat Sah Puasa:

Islam: Tetap menjadi syarat utama.
Berakal & Mumayyiz: Seseorang harus memiliki akal yang sehat dan sadar akan tindakannya.
Suci: Sama seperti syarat wajib puasa.
Nyata masuknya bulan Ramadan: Puasa harus diawali setelah bulan Ramadan secara jelas dimulai.

BACA JUGA:Stok Beras Aman Sampai Ramadan

Rukun Puasa:
Orang yang berpuasa: Seseorang yang berniat untuk menjalankan puasa.
Berniat: Niat puasa harus ada sebelum waktu imsak.
Menahan diri dari perkara yang membatalkan puasa: Menjauhi segala hal yang bisa membatalkan puasa.
Perkara yang Membatalkan Puasa:
Makan dan minum dengan sengaja: Tindakan ini secara langsung membatalkan puasa.

Memasukkan benda ke dalam rongga yang terbuka dengan sengaja: Termasuk dalam tindakan yang membatalkan puasa.

Muntah dengan sengaja: Muntah secara disengaja membatalkan puasa.
Keluar haid dan nifas: Wanita dalam kondisi ini tidak wajib berpuasa.

Gila, murtad, keluar mani dengan sengaja, dan bersetubuh di siang hari: Tindakan-tindakan ini membatalkan puasa secara langsung.

Perkara Sunah Ketika Puasa:

Segera berbuka puasa: Disunahkan untuk berbuka secepatnya setelah waktu berbuka tiba.

Berbuka dengan kurma/makanan manis: Menjadi sunnah untuk berbuka dengan makanan manis atau kurma.

Baca doa: Doa ketika berbuka dan sahur menjadi sunnah.
Mengakhirkan bersahur: Disunahkan untuk sahur sebelum waktu imsak.

Banyak baca Al-Quran, berzikir, bersolawat, dan amal kebaikan: Meningkatkan ibadah selama bulan Ramadan.
Sentiasa bersedekah: Memberikan sedekah menjadi amalan yang dianjurkan.

Menjauhkan diri dari perkara yang sia-sia dan perbuatan yang tidak membawa manfaat: Penting untuk menjaga kesucian hati dan perbuatan selama puasa.

Mandi junub lebih awal sebelum masuk waktu Subuh: Mandi junub menjadi sunnah sebelum memasuki waktu Subuh.

BACA JUGA:Tradisi Sedekah Ruwahan: Mempererat Kebersamaan Warga Desa Tanjung Kupang Baru Menjelang Ramadan

Makruh Ketika Puasa:
Suntik, berbekam, berkumur-kumur, memasukkan air ke dalam rongga hidung secara berlebihan, mandi yang berlebihan, dan merasakan makanan di ujung lidah: Tindakan-tindakan ini termasuk dalam hal-hal yang makruh ketika puasa.

Hal yang Mengurangi Pahala Puasa:
Berdusta, ghibah, adu domba, sumpah palsu, memandang seseorang lawan jenis dengan nafsu syahwat, dan mengeluarkan kata-kata keji atau mencaci maki: Perilaku-perilaku ini dapat mengurangi pahala puasa.

Golongan yang Tidak Puasa dan Wajib Qada' Puasa:

Orang sakit yang ada harapan untuk sembuh, orang yang musafir, orang yang kedatangan haid dan nifas, orang yang meninggalkan niat puasa, orang yang sengaja melakukan perkara yang membatalkan puasa, orang yang pitam/mabuk, dan orang yang amat sangat lapar dan dahaga: Mereka termasuk dalam golongan yang tidak wajib berpuasa atau wajib mengqada' puasa.

Mereka yang Dikenakan Membayar Fidyah karena Tidak Puasa:

Mereka yang tidak dapat mengqada'kan puasa sehingga masuk Ramadan kali kedua, orang sakit yang tidak ada harapan untuk sembuh, orang yang terlalu tua dan tidak berdaya untuk berpuasa, orang yang ada qada' puasa tetapi meninggal dunia sebelum sempat mengqada' puasanya, perempuan yang mengandung/menyusukan anaknya: Mereka diwajibkan membayar fidyah sebagai pengganti puasa yang tidak dapat dijalankan.

Kifarat Bersetubuh di Siang Hari Bulan Ramadan:

Orang yang bersetubuh pada siang hari bulan Ramadan: Mereka diwajibkan mengqada' puasa dan membayar kifarat sesuai dengan yang dijelaskan.

Tingkatan Puasa:
Puasa umum, puasa khusus, dan puasa khusus al-khusus: Menunjukkan tingkatan puasa dari sekadar menahan makan, minum, dan keinginan bersetubuh hingga memelihara diri dari dosa-dosa dan meningkatkan kesadaran spiritual.

Mereka yang Dibenarkan Meninggalkan Puasa:

*Orang yang hilang daya upaya seperti sakit yang akan semakin memperburuk kondisinya jika berpuasa, orang musafir, orang yang terlalu tua dan amat lemah, orang yang sangat lapar dan dahaga.**

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan