Skandal Pelecehan di Rusun Sumur Welut,Kebiasaan Mengintip yang Mengerikan
Modus operandi Choirul Anwar sangat merencanakan dan memalukan. Ia menggunakan ponsel sebagai kamera tersembunyi dengan meletakkannya di atas jari-jari kakinya yang kemudian ditutupi kaos kaki.-Documen.Rel-
REL,EMPATLWANG.BACAKORAN.CO.ID -Pelecehan seksual merupakan tindakan yang sangat merusak dan memalukan, terutama ketika dilakukan di lingkungan tempat tinggal yang seharusnya menjadi tempat yang aman.
Kasus terbaru di Rusun Sumur Welut, Surabaya, menyoroti betapa pentingnya kesadaran akan privasi dan perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak.
BACA JUGA:Jenis Usaha yang Tidak Pernah Sepi, Berdasarkan Data
Seorang penghuni bernama Choirul Anwar telah membuat kegemparan di kalangan ibu-ibu di kawasan hunian bertingkat tersebut.
Kebiasaannya yang menjijikkan, yakni mengintip tetangga-tetangganya yang merupakan ibu-ibu muda, akhirnya terbongkar setelah ada korban yang memergokinya.
Kebiasaan buruk ini berujung pada pelaporan Choirul Anwar ke unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Surabaya.
BACA JUGA:Kisah Cinta Tak Lazim, Curahan Hati Gadis 19 Tahun yang Menikah dengan Kakek Pemilik Toko Emas
Salah satu korban, yang hanya diidentifikasi sebagai PT, mengungkapkan bahwa setidaknya ada 11 orang yang menjadi korban serupa dengan dirinya.
Hal yang memprihatinkan adalah pelaku, yang sebelumnya dikenal sebagai tokoh masyarakat yang rajin beribadah dan aktif dalam kegiatan keagamaan, ternyata memiliki sisi gelap yang sangat merugikan ini.
Modus operandi Choirul Anwar sangat merencanakan dan memalukan. Ia menggunakan ponsel sebagai kamera tersembunyi dengan meletakkannya di atas jari-jari kakinya yang kemudian ditutupi kaos kaki.
Pelaku bahkan mengenakan sandal gunung agar tidak mencurigakan. Lubang kamera yang dibuat di kaos kakinya menjadi sarana untuk mengintip tetangga-tetangganya, terutama ibu-ibu yang mengenakan daster.
BACA JUGA:Jokowi Berkomentar Mengenai Kasus Pembunuhan Vina
Keberhasilan Choirul Anwar dalam mengintip korban-korbannya membuat situasi semakin memprihatinkan.
Para korban merasa terkecoh dan terhina saat mengetahui bahwa mereka telah menjadi objek dari perbuatan cabul tersebut.