Skandal Pelecehan di Rusun Sumur Welut,Kebiasaan Mengintip yang Mengerikan

Reporter: Edo |

Editor: Edo |

Jumat , 31 May 2024 - 11:08

Modus operandi Choirul Anwar sangat merencanakan dan memalukan. Ia menggunakan ponsel sebagai kamera tersembunyi dengan meletakkannya di atas jari-jari kakinya yang kemudian ditutupi kaos kaki.-Documen.Rel-

Kengerian kasus ini semakin terungkap ketika ibu-ibu yang merasa curiga akhirnya menemukan rekaman-rekaman yang memperlihatkan bagian tubuh vital para perempuan di handphone pelaku.

Pihak kepolisian telah mengonfirmasi bahwa laporan mengenai kasus ini telah diterima dan sedang dalam proses penyelidikan.

Meskipun demikian, Choirul Anwar masih dalam proses pemeriksaan lebih lanjut.

Kasus ini memberikan pengingat yang kuat akan pentingnya kesadaran akan privasi dan perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak.

Semua individu memiliki hak untuk merasa aman dan terlindungi di lingkungan tempat tinggal mereka.

Kita sebagai masyarakat harus bersatu dalam menentang segala bentuk pelecehan seksual dan memberikan dukungan kepada para korban untuk mendapatkan keadilan yang pantas bagi mereka.(*)

skandal pelecehan di rusun sumur welut,kebiasaan mengintip yang mengerikan                            rel,empatlwang.bacakoran.co.id -pelecehan seksual merupakan tindakan yang sangat merusak dan memalukan, terutama ketika dilakukan di lingkungan tempat tinggal yang seharusnya menjadi tempat yang aman.
kasus terbaru di rusun sumur welut, surabaya, menyoroti betapa pentingnya kesadaran akan privasi dan perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak.
baca juga:jenis usaha yang tidak pernah sepi, berdasarkan data
seorang penghuni bernama choirul anwar telah membuat kegemparan di kalangan ibu-ibu di kawasan hunian bertingkat tersebut.
kebiasaannya yang menjijikkan, yakni mengintip tetangga-tetangganya yang merupakan ibu-ibu muda, akhirnya terbongkar setelah ada korban yang memergokinya.
kebiasaan buruk ini berujung pada pelaporan choirul anwar ke unit perlindungan perempuan dan anak (ppa) polrestabes surabaya.
baca juga:kisah cinta tak lazim, curahan hati gadis 19 tahun yang menikah dengan kakek pemilik toko emas
salah satu korban, yang hanya diidentifikasi sebagai pt, mengungkapkan bahwa setidaknya ada 11 orang yang menjadi korban serupa dengan dirinya.
hal yang memprihatinkan adalah pelaku, yang sebelumnya dikenal sebagai tokoh masyarakat yang rajin beribadah dan aktif dalam kegiatan keagamaan, ternyata memiliki sisi gelap yang sangat merugikan ini.
modus operandi choirul anwar sangat merencanakan dan memalukan. ia menggunakan ponsel sebagai kamera tersembunyi dengan meletakkannya di atas jari-jari kakinya yang kemudian ditutupi kaos kaki.
pelaku bahkan mengenakan sandal gunung agar tidak mencurigakan. lubang kamera yang dibuat di kaos kakinya menjadi sarana untuk mengintip tetangga-tetangganya, terutama ibu-ibu yang mengenakan daster.
baca juga:jokowi berkomentar mengenai kasus pembunuhan vina
keberhasilan choirul anwar dalam mengintip korban-korbannya membuat situasi semakin memprihatinkan.
para korban merasa terkecoh dan terhina saat mengetahui bahwa mereka telah menjadi objek dari perbuatan cabul tersebut.
kengerian kasus ini semakin terungkap ketika ibu-ibu yang merasa curiga akhirnya menemukan rekaman-rekaman yang memperlihatkan bagian tubuh vital para perempuan di handphone pelaku.
baca juga:pemuda 29 tahun di lamongan ditangkap usai melakukan rudapaksa terhadap anak pemilik kos.
pihak kepolisian telah mengonfirmasi bahwa laporan mengenai kasus ini telah diterima dan sedang dalam proses penyelidikan.
meskipun demikian, choirul anwar masih dalam proses pemeriksaan lebih lanjut.
kasus ini memberikan pengingat yang kuat akan pentingnya kesadaran akan privasi dan perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak.
baca juga:presiden jokowi minta kapolri awasi kasus pembunuhan vina cirebon hingga tuntas
semua individu memiliki hak untuk merasa aman dan terlindungi di lingkungan tempat tinggal mereka.
kita sebagai masyarakat harus bersatu dalam menentang segala bentuk pelecehan seksual dan memberikan dukungan kepada para korban untuk mendapatkan keadilan yang pantas bagi mereka.(*)