REL,EMPATLAWANG.BACAKORAN.CO.ID - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) membentuk tim lima atau panitia khusus (pansus) untuk mengembalikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ke NU.
Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid, menilai langkah PBNU tersebut sebagai upaya memasuki ranah politik.
BACA JUGA:POLYTRON Buktikan Ketangguhan Motor Listrik dalam Ajang Fun Drag Race Black DragBike 2024
"Itulah yang kita hindari. Kalau buat tim, PKB juga bisa bikin. Tapi kan kita baru awal, PBNU itu ada istilahnya tidak berpolitik, kok sekarang berpolitik.
Itulah yang dilihat alat politik. NU dijadikan alat politik hari ini oleh dua orang mungkin, orang per orang, bukan NU secara nasional," kata Jazilul kepada wartawan.
Jazilul mengungkapkan bahwa PBNU telah menggunakan institusi tersebut untuk kepentingan politik, suatu tindakan yang menurutnya tidak seharusnya dilakukan oleh organisasi keagamaan seperti PBNU. Dia juga menilai bahwa polemik ini bermula dari PBNU, bukan PKB.
BACA JUGA:Terbongkar! Komplotan Pencuri Spesialis Truk Dibekuk Satreskrim Polres Majalengka
BACA JUGA:Juru Parkir Meregang Nyawa di Pinggir Jalan Kota Lubuklinggau
Polemik PBNU dan PKB
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBNU, Gus Saifullah Yusuf (Gus Ipul), menyatakan bahwa banyak elite PKB yang membuat pernyataan melenceng dari prinsip awal berdirinya PKB.
Hal ini kemudian memicu PBNU untuk membentuk pansus guna meluruskan sejarah dan mengembalikan PKB ke PBNU sebagai pemilik sah.
"Makanya ini masuk ke ranah politik yang tidak seharusnya. Satu, parpol ikut campur, keputusan DPR dianggap urusan pribadi. Yang begitu-begitu namanya mempolitisi NU. Jadi, kalau diteruskan, kekisruhan itu kan dibuat oleh PBNU, bukan PKB," tutur Jazilul.
"Makanya kita di jalur masing-masing sajalah. Ngomong di depan semua (PBNU) tidak akan berpolitik, hari ini? Itu kan namanya mencla-mencle," lanjutnya.
BACA JUGA:Gerindra Serahkan 12 Rekomendasi Paslon Cakada di Sumsel