Dalam Pemilu 2009, Demokrat meraih kemenangan yang lebih besar lagi dengan mendapatkan 20,85% suara nasional dan 150 kursi di DPR, menjadikannya partai dengan kursi terbanyak di parlemen pada saat itu.
Kesuksesan ini didorong oleh popularitas SBY sebagai presiden yang dianggap berhasil membawa stabilitas politik dan ekonomi, serta sejumlah program pemerintah yang cukup populer di kalangan masyarakat.
Namun, setelah masa jabatan SBY berakhir pada 2014, Partai Demokrat menghadapi tantangan yang cukup berat.
Pada Pemilu 2014, perolehan suara partai ini turun drastis menjadi 10,19%, dan hanya memperoleh 61 kursi di DPR.
BACA JUGA:Pilkada 2024 Menjadi Fokus Utama, Prabowo Subianto Belum Tentukan Nama Menteri
BACA JUGA:Ribut Poster Anies Baswedan, Eggi Sudjana: “Kalau Rekayasa, Bukan Salah Saya”
Penurunan ini terjadi di tengah berbagai isu dan skandal korupsi yang melibatkan sejumlah kader utama partai, termasuk kasus yang melibatkan Ketua Umum Partai Demokrat saat itu, Anas Urbaningrum.
Partai Demokrat Pasca-SBY
Setelah masa kepemimpinan SBY berakhir, Partai Demokrat terus berusaha mempertahankan posisinya dalam peta politik Indonesia.
SBY kembali memimpin partai sebagai Ketua Umum dan berusaha mengkonsolidasikan kembali partai ini serta memperbaiki citra yang sempat rusak akibat berbagai kasus korupsi.
Partai Demokrat juga berusaha meremajakan kepemimpinan dengan melibatkan generasi muda partai, termasuk Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), putra SBY, yang mulai aktif dalam kegiatan politik partai dan mencalonkan diri dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
Pada Pemilu 2019, Partai Demokrat memperoleh 7,77% suara dan mendapatkan 54 kursi di DPR.
BACA JUGA:Polwan Menyamar Jadi Penjual Jamu Saat Demo, Terungkap Karena Wajah
BACA JUGA:Timnas Indonesia U-20 Siap Hadapi Thailand di Laga Kedua Seoul Earth On Us Cup 2024
Meskipun tidak sekuat pada masa-masa sebelumnya, partai ini berhasil mempertahankan eksistensinya sebagai salah satu partai politik besar di Indonesia.
Tantangan dan Masa Depan Partai Demokrat