Kabupaten Lahat, Negeri Seribu Megalitik dengan Peninggalan Unik dan Langka

Minggu 15 Sep 2024 - 18:44 WIB
Reporter : Riski
Editor : Padri

RAKYATEMPATLAWANG.BACAKORAN.CO -- Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan, dikenal sebagai Negeri Seribu Megalitik karena memiliki situs megalitik terbanyak di Indonesia. Situs-situs ini tersebar di 16 dari 24 kecamatan di Kabupaten Lahat, salah satunya di Kecamatan Pajar Bulan.

Menurut Ketua Panoramic of Lahat, Mario Andromartik, Kecamatan Pajar Bulan yang berada di ketinggian 800 meter di atas permukaan laut (mdpl), terletak di kaki Gunung Dempo dan Pegunungan Gumay. Wilayah ini subur dan telah menjadi tempat pemukiman ideal sejak masa prasejarah.

BACA JUGA:Misteri Gunung Padang: Menguak Teknologi Megalitik Peradaban Purba di Cianjur

BACA JUGA:Kebudayaan Megalitikum tak Terwariskan

"Di kecamatan yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Jarai ini terdapat beberapa situs megalitik, seperti Situs Megalitik Bilik Batu di Desa Kota Raya Lembak, Desa Talang Pagar Agung Lama, Talang Baru, Talang Padang Tinggi, Pajar Bulan, Benua Raja, dan Pulau Panggung," kata Mario, Minggu (15/9).

Mario menjelaskan bahwa situs megalitik di Desa Pulau Panggung memiliki peninggalan yang unik dan langka, termasuk banyak lesung batu bermotif. Beberapa motif tersebut menggambarkan kepala kodok, kepala kambing, dan sosok manusia yang memanggul lesung dengan kepala manusia serta kedua tangan.

"Selain itu, ditemukan juga lumpang batu dengan motif di dindingnya yang menggambarkan figur manusia yang dililit dan digigit ular. Lumpang batu ini adalah peninggalan satu-satunya yang ditemukan di kawasan Megalitik Pasemah," tambahnya.

BACA JUGA:Mengungkap Keindahan Megalitikum Jarakan

BACA JUGA:Mengungkap Misteri dan Sejarah Kabupaten PALI, Dari Legenda Kuno hingga Fakta Terbaru

Temuan lainnya adalah arca yang menggambarkan seorang figur manusia dewasa memakai pakaian dan aksesori seperti topi, kalung, anting, dan gelang tangan.

Figur tersebut terlihat sedang mengapit dua anak kecil di kanan dan kirinya, sambil menunggang seekor gajah. Bagian wajah gajah digambarkan dengan detail, termasuk kepala, mata, belalai, dan gading.

Situs megalitik di Desa Pulau Panggung berada di perkebunan kopi milik keluarga Ahlan, sekitar 300 meter dari desa. Untuk mencapai situs, pengunjung harus menyusuri jalan beton yang dilanjutkan dengan jalan setapak di antara pohon-pohon kopi. Di sepanjang jalan, lumpang batu dan arca manusia dapat ditemukan di bawah pepohonan kopi.

Mario menyampaikan bahwa kondisi situs megalitik secara umum terawat dengan baik. Juru pelihara bernama Ahlan, seorang pegawai negeri sipil (PNS) dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VI Sumatera Selatan, bertanggung jawab untuk menjaga dan memelihara situs tersebut.

Namun, ia menekankan bahwa masih banyak situs megalitik di Kabupaten Lahat yang belum memiliki juru pelihara. Ia berharap pemerintah, terutama pemerintah daerah, memberikan perhatian lebih terhadap hal ini. Situs-situs megalitik yang tidak dijaga rentan terhadap kerusakan dan kehilangan.

"Mari kita jaga dan pelihara megalitik, warisan nenek moyang kita, leluhur kita, dan budaya bangsa kita. Salam Lestari Budaya Indonesia," tutup Mario. ***

Kategori :