REL , Jakarta – Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkapkan bahwa satu keluarga di Serang, Banten, terlibat dalam bisnis narkotika dan kini telah dijebloskan ke dalam penjara.
Keluarga ini diketahui menjalankan pabrik narkoba rumahan yang mampu memproduksi hingga 80 ribu butir narkotika jenis PCC (Paracetamol, Caffeine, Carisoprodol) setiap hari.
Kepala BNN Komjen Pol. Marthinus Hukom, dalam keterangannya di Jakarta pada Kamis (3/10), menegaskan bahwa peredaran narkoba adalah ancaman serius bagi kemanusiaan yang harus segera diberantas.
"Narkoba merupakan ancaman kemanusiaan yang harus segera diatasi. Karena itu, BNN terus berupaya menjadi benteng moral dan benteng masyarakat agar tidak terpapar peredaran gelap narkotika," ujar Marthinus.
BACA JUGA:Polda Jambi Tetapkan Dua Pemeran Video P*rn*grafi Viral sebagai Tersangka
BACA JUGA:Pecandu Narkoba Divonis 7,5 Tahun Penjara
Pengungkapan bisnis narkoba keluarga ini berawal dari penangkapan Beny Setiawan, seorang narapidana kasus narkoba yang mengendalikan operasi dari Lapas Kelas II Pemuda Tangerang.
Pada Jumat (27/9), BNN menggerebek rumah mewah di Serang yang digunakan sebagai pabrik narkoba. Dari penggerebekan itu, ditemukan 971 ribu butir PCC dan bahan obat keras lainnya.
Dalam bisnis haram ini, Beny tidak bekerja sendiri. Ia melibatkan istri, anak, dan menantunya dalam menjalankan operasinya.
Istrinya, Reni Aria, bertugas mengelola keuangan dan melakukan transaksi pembelian bahan baku dengan nilai mencapai Rp600 juta.
BACA JUGA:Polda Sumut Sita 29 Kilogram Sabu dan 39.000 Pil Ekstasi dari Jaringan Narkoba Malaysia
BACA JUGA:Polres Lampung Selatan Ungkap Jaringan Narkoba Antarprovinsi Senilai Rp75,1 Miliar
Anak Beny, Andrei, berperan sebagai kurir pengantar hasil produksi, sementara menantunya, Lutfi, membantu dalam proses produksi bersama seorang pengolah narkotika bernama Jafar.
Beny sendiri mengakui bahwa bisnis narkoba memberikan keuntungan yang jauh lebih besar dibandingkan bisnis legal yang pernah ia jalankan, seperti pemasokan minyak goreng dan air minum kemasan.
Selama menjalankan bisnisnya, Beny mengumpulkan aset hingga Rp10 miliar, termasuk dua rumah mewah dan beberapa mobil.