Pro dan Kontra Kurikulum Merdeka dalam Pendidikan: Langkah Menuju Pembelajaran Bermakna atau Tantangan Baru?

Kamis 17 Oct 2024 - 09:35 WIB
Reporter : Adi Candra
Editor : Adi Candra

Pro dan Kontra Kurikulum Merdeka dalam Pendidikan: Langkah Menuju Pembelajaran Bermakna atau Tantangan Baru?

REL, BACAKORAN.CO - Kurikulum adalah fondasi penting dalam sistem pendidikan, yang berperan untuk menciptakan pembelajaran yang optimal dan relevan bagi siswa. 

Di Indonesia, perubahan kebijakan kurikulum selalu menjadi perhatian besar, terutama dengan diperkenalkannya "Kurikulum Merdeka" oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim, melalui inisiatif "Merdeka Belajar". 

Kebijakan ini memicu diskusi hangat dengan adanya pihak yang mendukung dan menentang, mengingat dampak besar yang diharapkan terhadap sistem pendidikan nasional.

Tujuan Kurikulum Merdeka: Memperbaiki Kualitas Pendidikan

Merdeka Belajar bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran yang lebih bermakna, memberi ruang bagi kreativitas, minat, dan bakat individu siswa. 

BACA JUGA:Peluang Naturaliasi Pemain Keturunan untuk Timnas Indonesia Setelah Kevin Diks

BACA JUGA:Jusuf Kalla: Kurikulum Merdeka Belajar Tidak Cocok Diterapkan Secara Nasional, Simak Alasannya!

Inisiatif ini muncul sebagai respons terhadap hasil Program Penilaian Siswa Internasional (PISA) 2019, yang menunjukkan bahwa kemampuan literasi dan numerasi siswa Indonesia berada di peringkat bawah, yakni posisi ke-74 dari 79 negara. 

Nadiem Makarim memandang ini sebagai tantangan besar yang harus diatasi dengan reformasi kurikulum yang berfokus pada penguatan keterampilan dasar seperti literasi, numerasi, dan pembentukan karakter.

Namun, perubahan kurikulum yang signifikan ini tidak tanpa kontroversi. Di penghujung 2022, pengenalan Kurikulum Merdeka di tingkat SD hingga SMA memicu perdebatan di kalangan masyarakat dan praktisi pendidikan. 

Ada pihak yang mendukung kebijakan ini sebagai upaya memperbaiki sistem pendidikan, sementara sebagian lainnya merasa perubahan kurikulum yang terus-menerus justru membingungkan dan menghambat efektivitas pengajaran.

BACA JUGA:Kabar Gembira! Ole Romeny Pertimbangkan Naturalisasi untuk Memperkuat Timnas Indonesia

BACA JUGA:Viral: Arab Saudi Dituduh Melarang Doa untuk Palestina, Apa Kebenarannya?

Argumen Pro: Memajukan Pembelajaran yang Relevan dan Kreatif

Kategori :