BACA JUGA:Jokowi Bocorkan Tanggal Pelantikan Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Digelar 21 Oktober 2024
3. Kesenjangan Antardaerah
Kurikulum Merdeka dikhawatirkan memperbesar kesenjangan pendidikan antara daerah maju dan tertinggal. Sekolah di daerah yang kurang berkembang mungkin tidak memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan kurikulum ini secara efektif, terutama dalam hal sumber daya dan infrastruktur.
Tantangan Implementasi: Kesenjangan dan Persiapan Guru
Tantangan terbesar dalam implementasi Kurikulum Merdeka adalah kesiapan para guru. Sosialisasi yang terbatas dari pemerintah serta kurangnya bimbingan dalam penyesuaian kurikulum baru membuat banyak sekolah kesulitan.
Selain itu, akses terhadap teknologi, sumber referensi, dan literasi digital masih menjadi masalah di beberapa daerah. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Kurikulum Merdeka memiliki potensi besar, pelaksanaannya masih membutuhkan dukungan yang lebih besar, baik dari segi sumber daya maupun pelatihan yang memadai.
Kesimpulan: Pentingnya Pendekatan Holistik dalam Reformasi Pendidikan
Pro dan kontra terhadap Kurikulum Merdeka mencerminkan kompleksitas perubahan dalam dunia pendidikan. Di satu sisi, Kurikulum Merdeka memberikan peluang besar bagi inovasi dan kreativitas dalam proses belajar.
Namun, di sisi lain, tantangan implementasi yang tidak merata dan keterbatasan sumber daya masih perlu diatasi. Pendekatan yang holistik, yang melibatkan kolaborasi erat antara sekolah, pemerintah, dan masyarakat, diperlukan agar reformasi kurikulum ini benar-benar dapat meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia.
BACA JUGA:Yulius-Budiarto Siap Tuntaskan Masalah Macet dan Debu di Jalan Lintas Kabupaten Lahat
Dengan perencanaan yang matang dan dukungan yang tepat, Kurikulum Merdeka berpotensi menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif, relevan, dan mampu mempersiapkan siswa untuk tantangan dunia modern.***