RAKYATEMPATLAWANG – Proyek Refinery Development Master Program (RDMP) Balikpapan, yang dikelola oleh PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB), menjadi tonggak penting dalam transformasi energi Indonesia.
Dengan fokus pada keberlanjutan, kilang ini dirancang untuk mengurangi emisi gas buang, mendukung target Net Zero Emission 2060.
Direktur Utama KPB, Bambang Harimurti, menyatakan bahwa kilang ini akan meningkatkan kapasitas pengolahan minyak mentah dari 260.000 barel per hari menjadi 360.000 barel per hari, sekaligus menghasilkan bahan bakar yang memenuhi standar EURO V.
BACA JUGA:Dihapus, Begini Nasib PNS Eks Kantor Luhut yang Akhirnya Terungkap!
BACA JUGA:3 Keuntungan Membuka Tabungan BRI Simpedes Usaha bagi Pengusaha Mikro
"Ini adalah langkah nyata dalam menjaga kualitas udara dan mendukung komitmen pemerintah terhadap lingkungan," katanya.
Kilang RDMP Balikpapan menerapkan teknologi ramah lingkungan, seperti Diesel Hydrotreating (DHT) dan Sulphur Recovery Unit (SRU), yang mengurangi kandungan sulfur dalam bahan bakar.
Dengan teknologi ini, emisi gas rumah kaca diproyeksikan turun hingga 30 persen dibandingkan skenario tanpa mitigasi.
BACA JUGA:BRI Luncurkan Fitur QRIS Transfer di BRImo, Transaksi Antar Rekening Kini Lebih Mudah dan Aman
Bambang menekankan pentingnya inovasi dalam desain dan teknologi kilang, termasuk penggunaan Low NOx Burner dan sistem proteksi untuk menghindari kebocoran hidrokarbon.
Proyek ini tidak hanya berfokus pada kuantitas, tetapi juga pada kualitas dan keberlanjutan, membuktikan bahwa industri energi dapat berjalan seiring dengan perlindungan lingkungan.
Dengan berbagai langkah ini, RDMP Balikpapan diharapkan menjadi contoh bagi proyek serupa di masa depan, mendukung ketahanan dan kemandirian energi Indonesia.
BACA JUGA:Polres Empat Lawang Gelar Bakti Sosial Donor Darah dalam Rangka HUT Humas Polri ke-73
BACA JUGA:BRI Dorong Perluasan Jaringan Pemasaran Klaster Usaha Manggis di Bali Melalui Program Pemberdayaan