REL, Lahat - Miris bin tragis. Masalah batubara di bumi Seganti Setungguan masih tak kunjung usai. Debu, kerusakan alam, hingga terparah di kesehariannya, adalah kemacetan yang tak kunjung dapat terselesaikan alias tuntas, seolah hal yang rutin dan nampak biasa terjadi dilapangan.
Hal ini seperti terjadi kemarin (7/11), hingga pukul 07.30 wib, bahkan kondisinya dapat dikatakan TERPARAH. Karena, panjangnya antrian kemacetan sendiri terjadi hingga ratusan kilometer, terpantau sejak dari Desa Muara Maung, Kecamatan Merapi Barat, hinnga ke Desa Banjarsari, Kecamatan Merapi Timur, atau setidaknya melewati 5 desa.
"Biasolah pak, ado angkutan batubara rusak, sehinggo jadi macet. La dari semalam ini kejadiannyo, tapi lambat penanggulangannyo," ujar Agung, salah satu warga Merapi, dibincangi dilapangan, kemarin.
Ditambahkan warga lainnya, yang minta namanya disamarkan, masalah di wilayah Merapi area ini takkan selesai, jika memang tidak ada campur tangan pemerintah, baik kabupaten hingga ke pemerintah provinsi. Intinya, warga Merapi sendiri sebenarnya sangat prihatin dengan situasi yang ada.
BACA JUGA:Jangan Jadikan Tumpukkan Sampah Biang Banjir Dadakan
BACA JUGA:Tidak Terlibat Politik Praktis
"Makmano nak selesai pak, kalo pemerintah kayak diem dan bahkan jadi pelaku usaha batubara. Yang kasian tuh, yo kami inilah warga merapi," bebernya.
Sampai berita ini diturunkan, sekitar pukul 08.00 wib baru nampak regu dari Satlantas Polres Lahat datang dan tiba dilokasi, untuk berusaha mengurai kemacetan. Sementara pihak terkait, sampai berita ini diturunkan, belum dapat dikonfirmasi lebih lanjut. (mam)