RAKYATEMPATLAWANG – Setelah lebih dari seabad dianggap tidak valid secara ilmiah, nama Brontosaurus akhirnya dikembalikan oleh para ahli paleontologi.
Penelitian terbaru yang dipublikasikan pada Selasa (7/4/2015) mengungkapkan bahwa pemakan tumbuhan berleher panjang ini bukanlah bagian dari genus Apatosaurus, seperti yang telah lama diyakini, tetapi merupakan genus yang terpisah dan sah.
Ahli paleontologi Emanuel Tschopp dari Universidade Nova de Lisboa, Portugal, mengungkapkan perbedaan anatomi penting antara Apatosaurus dan Brontosaurus.
"Leher Apatosaurus lebih lebar dan besar dibandingkan dengan Brontosaurus," jelas Tschopp.
BACA JUGA:BRI Kurangi Jumlah Kantor, Perkuat Layanan Inklusi Keuangan Melalui AgenBRILink
BACA JUGA:Tabungan BRI Simpedes: Pilihan Cerdas Menabung dengan Segudang Keuntungan
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa perbedaan anatomi tersebut cukup signifikan untuk membenarkan pemisahan Brontosaurus dari Apatosaurus.
Brontosaurus, yang hidup sekitar 150 juta tahun lalu di Amerika Utara selama Periode Jurasik, memiliki panjang sekitar 22 meter dan berat mencapai 40 ton.
Meskipun para ilmuwan memutuskan pada tahun 1903 bahwa Brontosaurus terlalu mirip dengan Apatosaurus untuk dianggap sebagai genus terpisah.
Nama Brontosaurus tetap populer dalam budaya masyarakat, bahkan hadir dalam kartun, film, dan produk lain seperti "Bronto Burgers."
BACA JUGA:Petani di OKU Bisa Beli Pupuk Subsidi Pakai Kartu Tani atau KTP Jika Terdata dalam E-Alokasi
Penelitian yang diterbitkan di jurnal PeerJ ini meneliti hubungan antara dinosaurus sauropoda, termasuk Diplodocus, Apatosaurus, dan Brontosaurus.
Sauropoda adalah kelompok dinosaurus besar dengan leher dan ekor panjang serta kaki-kaki besar yang menyerupai pilar, dan merupakan beberapa makhluk darat terbesar yang pernah hidup di Bumi.
Ahli paleontologi Roger Benson dari University of Oxford mengenang kebingungannya saat masih kecil ketika mengetahui bahwa Brontosaurus secara resmi disebut Apatosaurus.