REL, Palembang — Calon Gubernur Sumsel nomor urut 2, Eddy Santana Putra, secara tegas mempertanyakan hasil hitung cepat atau quick count Pilkada 2024 yang ditayangkan di televisi.
Eddy menduga ada upaya penggiringan opini publik melalui data sementara tersebut.
"Sepertinya ada penggiringan opini. Saya tadi lihat sekali lewat di TV, mungkin kondisinya terbalik. Untuk hitungannya sebetulnya ada di KPU," ujar Eddy dilansir dari detiksumbagsel, Rabu (27/11/2024).
Eddy mengajak para pendukungnya untuk tetap tenang dan tidak mudah percaya dengan hasil quick count.
Ia menyarankan masyarakat untuk memantau hasil resmi melalui link resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU), di mana proses penghitungan suara masih berjalan.
Berdasarkan hasil sementara dari Lembaga Survei Indonesia (LSI), pasangan Herman Deru-Cik Ujang (HDCU) unggul dengan perolehan suara 72,61%, diikuti pasangan Eddy Santana Putra-Riezky Aprilia (Era Baru) dengan 14,46%, dan pasangan Mawardi Yahaya-Anita Noeringhati (Matahati) dengan 12,93%.
Namun, Eddy yakin perhitungan ini belum mencerminkan hasil akhir.
"Era Baru ada di angka 70 persen, apa ini nggak terbalik? Nanti kita lihat dari tabulasi. Kita punya saksi dari PDI Perjuangan dan saksi dari nomor urut 2," katanya dengan optimisme.
Eddy menyebutkan, suara signifikan dari daerah seperti Palembang, Musi Banyuasin (Muba), Banyuasin, dan Ogan Komering Ilir (OKI) akan menjadi penentu kemenangan pasangan Era Baru.
"Insyaallah, Era Baru menang. Palembang sudah aman. Ditambah suara dari Muba, Banyuasin, dan OKI, hasilnya bisa berubah drastis," tuturnya penuh keyakinan.
BACA JUGA:Siap Ramaikan Wisata Akhir Tahun 2024
BACA JUGA:Pertahankan Kondusivitas Pasca Pilkada
Eddy kembali menegaskan bahwa hasil resmi hanya dapat diperoleh dari KPU. Ia meminta masyarakat untuk tidak terpancing oleh data sementara yang disajikan televisi.
"Jangan percaya dulu dengan hasil sementara di TV. Kita harus tunggu hasil resmi dari KPU," pungkasnya. (*)