REL, Palembang – Potensi besar kopi Sumatera Selatan (Sumsel) akhirnya mendapat sorotan serius.
Dengan kontribusi mencapai 26,85% atau 211,68 ribu ton dari total produksi kopi nasional sebesar 774,96 ribu ton, Sumsel adalah produsen terbesar di Indonesia.
Namun, ironisnya, nama kopi Sumsel kalah populer dibandingkan Lampung, yang selama ini menjadi pintu ekspor utama.
Hal ini berdampak pada minimnya kontribusi pendapatan bagi daerah.
BACA JUGA:Usai Dilantik Langsung Gas Full
BACA JUGA:Pertanyakan Realisasi Perda Pesantren
Dalam upaya mengembalikan kejayaan kopi Sumsel, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumsel bersama sejumlah lembaga terkait akan mencetak sejarah dengan melaksanakan ekspor perdana kopi melalui Pelabuhan Boom Baru pada 20 Januari 2025.
Kepala OJK Sumsel, Arifin Susanto, menyatakan bahwa langkah ini bertujuan untuk memajukan komoditas unggulan daerah dan memperluas akses keuangan bagi petani kopi.
“Mengapa OJK Sumsel terlibat? Karena tugas utama kami adalah memperluas akses keuangan, baik dari perbankan kepada petani maupun pihak lainnya,” ujar Arifin dalam acara Media Update Bincang Santai Bersama Wartawan di Kantor OJK Sumsel.
OJK berkomitmen membantu petani lepas dari jeratan pinjaman online dengan memperluas akses pembiayaan resmi.
BACA JUGA:Korban Tuna Rungu Wicara Tewas Disambar KA Babaranjang
BACA JUGA:Diduga Terpeleset, Jasad Warga Sekayu yang Tenggelam Ditemukan
Langkah ini diharapkan meningkatkan produktivitas serta kualitas kopi Sumsel sehingga mampu bersaing di pasar internasional. Target ekspor ke Malaysia dan Australia telah diproyeksikan dengan pengiriman awal 8 kontainer.
Kopi Sumsel memiliki cita rasa khas dan kualitas premium yang menjadikannya berdaya saing tinggi di pasar global.
Meski demikian, kontinuitas pasokan masih menjadi tantangan besar.