Hal ini bisa menyebabkan ketegangan dalam hubungan internasional, karena Amerika Serikat mungkin akan menarik diri dari berbagai kesepakatan internasional yang sebelumnya dijalin.
BACA JUGA:Polres Tabanan Bongkar Skandal Korupsi Dana UEP: Empat Tersangka dan Kerugian Hampir Rp 1 Miliar
'Preman Dunia' vs. 'Polisi Dunia'
Mengomentari potensi perubahan peran Amerika Serikat di dunia, Yose membuat pernyataan provokatif.
Ia menyarankan bahwa jika sebelumnya Amerika Serikat sering disebut sebagai "Polisi Dunia" karena peran dominannya dalam mengatur tatanan global, maka di bawah Trump, AS mungkin akan berubah menjadi "Preman Dunia."
Dalam konteks ini, "Preman Dunia" berarti AS akan memaksakan kebijakan unilateral dan menekan negara-negara mitra untuk mengikuti kehendaknya tanpa mempertimbangkan kesepakatan internasional yang telah ada.
Impak Terhadap Indonesia dan Dunia
Yose menekankan pentingnya bagi negara-negara, termasuk Indonesia, untuk mempersiapkan diri menghadapi kebijakan-kebijakan Trump yang lebih keras.
Mengingat dampaknya yang luas, Indonesia harus lebih cermat dalam merespons dinamika politik global yang dipicu oleh kebijakan AS.
Kebijakan Amerika yang lebih memihak kepentingan nasional ini dapat memengaruhi hubungan ekonomi dan politik Indonesia dengan negara-negara besar lainnya.
BACA JUGA:Kenaikan Gaji PNS Februari 2025: Ini Besaran Gaji Golongan 3a hingga 4e yang Baru
Kesimpulan
Kepemimpinan Donald Trump yang kedua kali ini berpotensi menciptakan kebijakan yang lebih kontroversial dan agresif.
Dengan dukungan kuat dari berbagai pihak di Amerika Serikat, termasuk partai politik dan dunia usaha, pemerintahan Trump kemungkinan besar akan melanjutkan kebijakan-kebijakan yang bersifat unilateral dan memprioritaskan kepentingan nasional.
Negara-negara lain, terutama Indonesia, harus siap mengantisipasi perubahan-perubahan besar ini, yang bisa memengaruhi hubungan internasional di masa depan.***