Pulau Penyengat, Kepulauan Riau, dikenal dengan salah satu destinasi sejarahnya yang ikonik, yaitu Masjid Raya Sultan Riau.
Berdiri megah sejak tahun 1803, masjid ini menjadi saksi bisu kejayaan Kesultanan Riau-Lingga.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Wisata Riau yang Wajib Dikunjungi
Tak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, masjid ini juga menyimpan kisah unik yang menarik perhatian wisatawan.
Salah satu keunikan Masjid Raya Sultan Riau adalah material yang digunakan untuk merekatkan struktur bangunannya.
Berbeda dengan bangunan modern, masjid ini direkatkan menggunakan putih telur.
Fakta menarik ini berawal dari sumbangan putih telur yang diberikan oleh masyarakat pada masa pembangunannya.
BACA JUGA:Polda Riau Sita Barang Mewah Senilai Rp395 Juta dari THL Terkait Kasus SPPD Fiktif
Putih telur tersebut digunakan sebagai campuran perekat antara batu dan kayu, menjadikannya salah satu teknik konstruksi yang sangat langka di dunia.
Tak hanya soal perekat, Masjid Raya Sultan Riau juga tercatat sebagai masjid pertama yang dibangun dengan kombinasi kayu dan kubah.
Arsitekturnya memadukan desain tradisional Melayu dengan sentuhan Islam, menciptakan estetika yang memukau.
Warna kuning mencolok yang menghiasi bangunan ini melambangkan kebesaran dan kemegahan budaya Melayu.
BACA JUGA:Rektor UIN Suska Riau Ditetapkan Sebagai Tersangka Dugaan Penghinaan
Berkunjung ke Masjid Raya Sultan Riau bukan hanya tentang melihat bangunan tua.
Di sini, pengunjung dapat merasakan suasana spiritual yang mendalam sekaligus belajar sejarah kejayaan Kesultanan Riau-Lingga.