BACA JUGA:Dana KIP Kuliah 2025 Segera Cair Usai Lebaran, Mahasiswa Harap Bersiap!
Seorang pelancong bisnis dari Shanghai mengaku harus menjadwal ulang seluruh rencana kerjanya karena keterlambatan itu. "Sungguh merepotkan dan sangat membuat frustrasi," ujarnya.
Shukor Yusof, pendiri firma analisis penerbangan Endau Analytics yang berbasis di Singapura, menyebut insiden ini sebagai "memalukan dan tidak dapat diterima" untuk maskapai sekelas United.
Ia juga menyoroti potensi kerugian besar yang ditanggung maskapai akibat insiden ini, termasuk bahan bakar jet yang dibuang dan kompensasi penumpang.
United Airlines, salah satu maskapai terbesar di dunia, melayani 140 juta penumpang setiap tahun ke lebih dari 300 tujuan di enam benua.***