Kejar Target Investasi 8 Persen
FORUM: Kegiatan 2nd Sriwijaya Economic Forum yang digelar oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan di Ballroom Hotel The Excelton Palembang, Selasa (21/10/2025). Foto: Istimewa--
REL, Palembang – Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel) menegaskan bahwa investasi berkualitas merupakan kunci utama percepatan transformasi dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif serta berkelanjutan di daerah. Meskipun mencatatkan pertumbuhan tertinggi kedua di Sumatera, Pemprov menilai upaya peningkatan harus terus digenjot untuk mencapai target ambisius dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel, Drs. H. Edward Candra, MH, saat mewakili Gubernur pada kegiatan 2nd Sriwijaya Economic Forum yang digelar oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumsel di Ballroom Hotel The Excelton Palembang, Selasa (21/10).
"Investasi yang berkualitas akan menciptakan efek berganda bagi berbagai sektor, membuka lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, serta memperkuat daya saing Sumatera Selatan di tengah tantangan global," ujar Edward Candra.
Sekda mengapresiasi capaian ekonomi Sumsel yang tumbuh solid sebesar 5,42% (yoy) pada triwulan II tahun 2025—menjadi yang tertinggi kedua di Pulau Sumatera. Pertumbuhan impresif ini didorong kuat oleh sektor investasi yang tumbuh 5,65%.
BACA JUGA:Gubernur HD Soroti Keterampilan dan Literasi Keuangan
Meskipun demikian, Edward Candra menegaskan bahwa upaya peningkatan masih diperlukan agar selaras dengan target RPJMD, yaitu mencapai pertumbuhan investasi hingga 8% pada tahun 2030.
Untuk memperkuat iklim investasi, Pemprov Sumsel telah menerapkan berbagai regulasi pendukung, termasuk Perda Nomor 5 Tahun 2022 serta Pergub Nomor 31 dan 32 Tahun 2023. Aturan ini mengatur tentang pemberian insentif, kemudahan perizinan berbasis risiko, dan peningkatan tata kelola investasi.
Selain itu, Pemprov juga tengah menyiapkan dokumen Investment Project Ready to Offer (IPRO) untuk mempromosikan proyek potensial, serta menerbitkan Surat Keputusan (SK) Pengawasan Terintegrasi PP Nomor 28 Tahun 2025 guna menjamin realisasi investasi berjalan efektif.
Edward Candra juga mengingatkan pentingnya sinergi dan kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi tantangan klasik investasi. "Kita harus fokus mengatasi tumpang tindih regulasi, sengketa lahan, dan proses perizinan yang belum sepenuhnya sinkron antarinstansi," tegasnya.
BACA JUGA:Sumsel Dicanangkan Jadi Episentrum Investasi Hijau Berbasis Petani
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumsel, Bambang Pramono, dalam laporannya membenarkan tren positif perekonomian Sumsel sepanjang 2025. Pertumbuhan ekonomi 5,42% (yoy) tersebut bahkan melampaui rata-rata nasional yang sebesar 5,12%.
Menurut Bambang, pertumbuhan ini ditopang oleh sektor pertambangan, industri pengolahan, dan perdagangan. Proyek Strategis Nasional (PSN) seperti Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) juga menjadi katalis kuat, diiringi peningkatan aktivitas masyarakat.
Bambang Pramono juga melaporkan bahwa realisasi investasi hingga triwulan II 2025 telah mencapai Rp12,67 triliun, setara dengan 62,09% dari target RPJMD. Realisasi ini didominasi oleh Penanaman Modal Asing (PMA) dari Singapura, Tiongkok, dan Belanda.
Dari sisi stabilitas harga, inflasi Sumsel berhasil terkendali di angka 3,44% (yoy), berkat sinergi program pengendalian harga, seperti Gerakan Pangan Murah (GPM) dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).