REL,BACAKORAN.CO – Kota Samarinda di Kalimantan Timur tak hanya menawarkan keindahan alam dan budaya lokal, tetapi juga menyimpan sejumlah tempat wisata religi yang kaya nilai sejarah dan arsitektur unik.
Mulai dari masjid dengan desain oriental hingga gereja dengan sentuhan gotik, berikut ini adalah lima tempat wisata religi yang patut dikunjungi saat berlibur ke Samarinda.
1. Masjid Muhammad Cheng Hoo
Masjid Muhammad Cheng Hoo, atau yang juga dikenal sebagai Masjid Cheng Ho, menjadi salah satu ikon religi dengan arsitektur paling mencolok di Samarinda. Masjid ini terletak di Jalan Ruhui Rahayu I Nomor 1, Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu.
Bangunan masjid memadukan unsur budaya Tionghoa dan Arab, dengan dominasi warna merah, hijau, dan kuning. Ornamen khas China seperti relief naga, patung singa, serta pintu masuk bergaya pagoda memperkuat nuansa budaya yang unik. Di atas pagoda terdapat lafaz "Allah" dalam huruf Arab, yang menandai identitas keislaman masjid ini.
Masjid ini dibangun sebagai bentuk penghormatan kepada Laksamana Muhammad Sulaiman Cheng Ho, seorang tokoh Muslim dari Tiongkok yang dikenal menyebarkan Islam ke berbagai wilayah Asia Tenggara.
2. Masjid Islamic Center Samarinda
Masjid Islamic Center merupakan salah satu masjid terbesar dan termegah di Asia Tenggara, setelah Masjid Istiqlal di Jakarta.
Masjid ini berlokasi di Jalan Masjid Islamic Center, Kelurahan Teluk Lerong Ulu, Kecamatan Samarinda Ulu, dan berdiri megah di tepian Sungai Mahakam.
Masjid ini dibangun di atas lahan bekas tempat penggergajian kayu milik PT Inhutani I, yang kemudian dihibahkan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
Dengan arsitektur yang monumental dan menara menjulang tinggi serta kubah besar, masjid ini mampu menampung ribuan jamaah dan menjadi destinasi religi utama di kota ini.
BACA JUGA:Update Harga Realme C2 Juni 2025: Ponsel Terjangkau untuk Pelajar dan Pengguna Pemula
3. Gereja Paroki Katedral Santa Maria Penolong Abadi
Gereja ini merupakan salah satu gereja tertua dan termegah di Samarinda. Awalnya dibangun pada tahun 1953 sebagai Gereja Paroki Samarinda, kemudian diangkat statusnya menjadi Gereja Katedral saat Keuskupan Samarinda resmi dibentuk pada 3 Januari 1961.