REL, Palembang - Sebanyak 1400 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Sumatera Selatan telah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumsel-Babel.
Pelatihan tersebut merupakan bagian dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Gerakan Nasional Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI), yang telah resmi dimulai sejak Februari lalu oleh Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel, A. Ftahoni, dan Kepala OJK Sumsel-Babel, Untung Nugoroho.
Menurut Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Kantor Regional 7 Sumbagsel, Iwan M. Ridwan, pelatihan ini mengusung tema "Produk Lokal Berinovasi" dan dilaksanakan di 22 titik, termasuk di Provinsi Sumatera Selatan dengan OJK sebagai Campaign Manager.
Iwan menjelaskan bahwa akan ada juri yang menilai produk unggulan dari 22 daerah tersebut.
BACA JUGA:Dukung Upaya Mitigasi Lingkungan
BACA JUGA:Diduga Terjadi Kesalahpahaman Antara Operator
Dengan tagline "UMKM Juara Sumsel," diharapkan Sumatera Selatan dapat meraih peringkat 3 besar. Iwan menekankan bahwa harapan minimum adalah adanya tiga produk unggulan Sumatera Selatan yang dapat diangkat ke tingkat nasional, dengan penilaian tidak hanya terhadap produk, tetapi juga inovasi dan pemasaran.
Sementara itu, Kepala Bagian Edukasi Kemitraan dan Perlindungan Konsumen, Andes Novitasary, menyampaikan bahwa dari kegiatan pelatihan ini akan ditentukan 50 produk unggulan Sumatera Selatan yang akan diikutsertakan dalam puncak Harvesting Ceremony Gernas BBI dan BBWI.
Harvesting tersebut berupa pameran atau ekspo yang akan diselenggarakan dalam kegiatan Hari Ulang Tahun (HUT) Sumatera Selatan, untuk menampilkan produk-produk tersebut serta mengikutsertakannya dalam Gernas BBI dan BBWI tingkat nasional. Dari 50 produk tersebut, ditargetkan akan dipilih 3 terbaik untuk tingkat nasional.
Pelatihan ini dilakukan dalam 8 sesi yang dimulai pada 7 Maret 2024 hingga 7 Mei 2024 mendatang, menurut Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumatera Selatan, Amridudin.
Amridudin juga mengungkapkan bahwa sebelumnya terdapat tiga kendala klasik yang dihadapi UMKM di Sumatera Selatan, yaitu permodalan, SDM, dan pemasaran.
Namun, kendala pemasaran telah mulai teratasi dengan adanya digitalisasi, yang menjadi fokus inklusi dan pembelajaran bagi para pelaku UMKM.
Pelatihan ini disambut baik oleh kalangan UMKM di Sumatera Selatan, seperti UMKM Falah Gallery yang memasarkan produk hantaran pernikahan khas Palembang di era digitalisasi.
Tri Mulia Francika, salah satu peserta pelatihan, menyatakan bahwa pelatihan ini sangat membantu karena sebagian besar konsumennya merupakan konsumen online, sehingga edukasi pemasaran digitalisasi yang disediakan oleh OJK sangat dibutuhkan.
Diharapkan, melalui pelatihan ini, UMKM di Sumatera Selatan dapat terus berkembang dan berkontribusi lebih besar dalam perekonomian nasional. (*)