REL, Jakarta - Presiden terpilih Prabowo Subianto mendapat sorotan tajam terkait pernyataannya yang menginginkan agar masa pemerintahannya kelak tidak diganggu oleh pihak manapun.
Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo pada acara bimbingan teknis (bimtek) dan rapat koordinasi nasional (rakornas) Pilkada Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis (9/5/2024) malam.
"Saya akan berjuang terus bersama semua kekuatan yang mau diajak kerja sama. Yang tidak mau diajak kerja sama tidak apa-apa.
Kalau ada yang mau nonton di pinggir jalan, silakan jadi penonton yang baik. Tapi kalau sudah tidak mau diajak kerja sama, ya jangan mengganggu. Orang lagi mau kerja kok. Kita mau kerja. Kita mau amankan kekayaan bangsa Indonesia," kata Prabowo.
BACA JUGA:Kurir Narkoba Ardi Anto alias Bujuk Ditangkap dengan 990 Butir Pil Ekstasi
Pernyataan tersebut menuai kritik keras dari politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Adian Napitupulu.
Dalam program Satu Meja, Adian menyatakan bahwa penggunaan kata "mengganggu" oleh Prabowo tidak pantas dan cenderung intimidatif.
"Kata mengganggu itu enggak pantas. Enggak tepat. Menakut-nakuti dan menurut saya punya potensi mengintimidasi orang," kata Adian.
Adian juga menambahkan bahwa fungsi partai politik adalah sebagai perwakilan rakyat yang mengawal aspirasi masyarakat, bukan sekadar penonton.
BACA JUGA:Begundal Meresahkan: Pembunuh Bos Kopi Selangit Ditangkap Kurang dari 24 Jam
"Bahasa itu pun salah.Partai politik itu institusi legal dan diakui oleh konstitusi, dengan sekian banyak peran, dan apalagi mereka yang punya representasi di parlemen, dan tidak bisa jadi penonton. Ketika saya jadi penonton saya salah," ujar Adian.
Menurut Adian, pernyataan Prabowo berpotensi memicu ketakutan masyarakat terhadap kemungkinan penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintahan mendatang. Ia menekankan bahwa tugas partai politik bukanlah untuk diam, melainkan untuk terus aktif mengawasi dan memastikan jalannya pemerintahan sesuai dengan aspirasi rakyat.
Dalam pidatonya, Prabowo juga menegaskan bahwa dirinya tidak ingin ada rakyat Indonesia yang kelaparan dan bertekad untuk bekerja keras mengatasi masalah tersebut.
"Saya yakin saudara tidak terima. Saya malu saya dikasih pangkat jenderal oleh rakyat. Saya dipilih oleh rakyat. Siang dan malam kita berpikir, saya berpikir, bagaimana rakyat Indonesia tidak ada yang lapar," jelas Prabowo.