REL , Jakarta - Komedian dan penulis terkenal, Soleh Solihun, kembali mencuri perhatian publik melalui cuitannya di Twitter. Kali ini, Soleh menyoroti kebijakan pemotongan upah untuk Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang dianggap memberatkan pekerja dengan gaji rendah.
Tapera, yang diluncurkan pemerintah sebagai solusi untuk membantu masyarakat memiliki rumah, mengharuskan setiap pekerja untuk menyisihkan sebagian dari gaji mereka. Meskipun tujuan dari kebijakan ini baik, realitas di lapangan menunjukkan bahwa banyak pekerja bergaji rendah merasa khawatir dengan potongan tambahan yang semakin memperkecil penghasilan mereka.
Dalam cuitannya, Soleh Solihun menyuarakan kekhawatiran yang dirasakan oleh banyak pekerja. "Gaji sudah kecil, masih dipotong buat Tapera. Kalau sudah begini, bagaimana nasib mereka yang berpenghasilan pas-pasan?" tulis Soleh. Cuitan ini langsung mendapatkan respons luas dari netizen, banyak di antaranya menyatakan setuju dan berbagi pengalaman serupa.
Beberapa pekerja menyatakan bahwa pemotongan untuk Tapera, meski terlihat kecil, tetap saja berdampak signifikan bagi mereka yang hidup dari gaji ke gaji. "Rp100 ribu sebulan mungkin tidak terasa bagi mereka yang bergaji besar, tapi bagi kami yang bergaji pas-pasan, itu bisa buat beli beras sebulan," keluh seorang netizen.
Di sisi lain, pemerintah menegaskan bahwa Tapera adalah program jangka panjang yang bertujuan baik. "Dengan Tapera, masyarakat berkesempatan memiliki rumah sendiri. Ini investasi masa depan," ujar seorang pejabat terkait. Namun, penjelasan ini belum cukup meredakan kekhawatiran sebagian besar pekerja.
Menurut ahli ekonomi, meskipun program seperti Tapera memiliki niat baik, pemerintah perlu lebih sensitif terhadap kondisi ekonomi pekerja berpenghasilan rendah. "Pemerintah bisa mempertimbangkan skema yang lebih fleksibel, mungkin dengan memperkecil potongan bagi mereka yang bergaji di bawah UMR," saran seorang akademisi.
BACA JUGA:Tugas Baru dari Mega, Akankah Ahok Jadi Lawan Bobby Nasution di Pilkada Sumut.
Soleh Solihun sendiri terus menyuarakan dukungannya terhadap pekerja bergaji rendah. Ia menutup cuitannya dengan pesan yang mengajak pemerintah untuk lebih peka terhadap kondisi rakyat kecil. "Semoga ada solusi yang tidak memberatkan. Hidup sudah susah, jangan dibikin tambah susah."
Kebijakan Tapera memang masih menjadi perdebatan. Harapannya, dengan masukan dari berbagai pihak, pemerintah bisa menemukan jalan tengah yang tidak hanya mendukung program perumahan, tetapi juga mempertimbangkan kesejahteraan semua lapisan masyarakat, terutama mereka yang paling rentan.(*)