Post-traumatic stress disorder (PTSD) pada anak adalah gangguan mental yang muncul setelah anak mengalami atau melihat sebuah peristiwa yang bersifat traumatis dan berdampak pada emosionalnya.
Apa penyebab kondisi ini dan bagaimana cara mengatasinya? Simak ulasan berikut untuk mengetahuinya lebih lanjut.
Apa yang dimaksud trauma PTSD pada anak?
PTSD adalah gangguan psikologis yang terjadi setelah anak mengalami atau menyaksikan peristiwa yang tidak menyenangkan. Singkatnya, bisa dikatakan anak mengalami trauma.
BACA JUGA:Kades Serahkan Senpira Jenis Kecepek ke Polsek Ulumusi
BACA JUGA:Polsek Ulu Musi Diberi Kejutan
Salah satu contoh trauma pada anak yang bisa berubah menjadi PTSD, yaitu adanya bencana, mengalami kecelakaan, kekerasan, atau meninggalnya seseorang yang punya hubungan dekat dengan anak.
Namun perlu diketahui bahwa tidak semua trauma pada anak menyebabkan PTSD. Pasalnya, setiap anak punya faktor-faktor yang membuat ia mampu untuk menghadapi trauma.
Tidak hanya itu, setiap peristiwa yang terjadi pada anak juga punya dampak yang berbeda-beda. Misalnya pada dua anak yang berbeda melihat adanya kecelakaan.
Pada anak pertama, efeknya mungkin bisa hanya takut dan menangis. Namun, setelah menyaksikan kejadian tersebut, ia dapat kembali ceria tanpa ada keluhan apa pun.
BACA JUGA:Dahnial Nasution Dilantik Jadi Pj Sekda Pagaralam, Begini Profilnya!
BACA JUGA:Menjelajahi Keindahan Cilacap: 7 Rekomendasi Wisata yang Harus Dikunjungi
Sementara pada anak kedua, setelah melihat kecelakaan tersebut sikapnya bisa berubah jadi diam dan menunjukkan tanda-tanda PTSD.
Apa gejala dan tanda anak mengalami trauma yang mengarah ke PTSD?
Ada beberapa ciri PTSD akibat trauma pada anak yang dapat orangtua perhatikan setelah ia mengalami peristiwa traumatis, di antaranya.