REL, Lubuklinggau - Harga cabai di Lubuklinggau, Sumatera Selatan (Sumsel) mengalami kenaikan signifikan dalam sepekan terakhir.
Kenaikan ini terjadi pada semua jenis cabai, dengan rata-rata kenaikan berkisar Rp 5.000 per kilogram.
Menurut Hasan, salah satu pedagang cabai di Pasar Inpres Lubuklinggau, kenaikan harga ini kemungkinan besar disebabkan oleh curah hujan yang tinggi di wilayah tersebut.
Hal ini menyebabkan pasokan cabai dari daerah penghasil seperti Curup, Bengkulu, berkurang.
BACA JUGA:Pemkot Palembang Bakal Revitalisasi Rumah Susun
BACA JUGA:Inter Milan Incar Ricardo Rodriguez
"Naiknya harga cabai ini sudah terjadi seminggu terakhir. Saya ambil barang dari Curup, dan di sana sekarang musim hujan sama seperti di sini. Stok cabai jadi sedikit karena harganya naik terus, dan saya juga harus menyesuaikan modal untuk stok berikutnya," ujar Hasan, Selasa (9/7/2024).
Akibat kenaikan harga ini, Hasan mengaku mengalami penurunan penjualan yang cukup signifikan. Pembeli mulai mengurangi jumlah pembelian mereka, dengan yang biasanya membeli satu kilogram cabai, sekarang hanya membeli setengah atau seperempat kilogram saja.
Sementara itu, salah satu petani cabai di Curup, Cesar SWF Astowo, membenarkan bahwa musim hujan memang mempengaruhi kualitas dan kuantitas panen cabai.
"Cabai ini tidak tahan panas dan hujan yang berlebihan. Musim hujan seperti sekarang membuat kualitas cabai mudah busuk, sehingga hasil panen berkurang. Hal inilah yang menyebabkan harga cabai naik," jelas Cesar.
Kenaikan harga cabai ini tentu saja menambah beban masyarakat, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah.
Diharapkan pemerintah dapat segera mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini dan menstabilkan harga cabai di pasaran.
Harga Cabai di Lubuklinggau:
• Cabai merah: Rp 60.000/kg
• Cabai rawit kecil: Rp 80.000/kg