Perbedaan Protein Hewani dan Nabati yang Perlu Diketahui

Ilustrasi--

Nah, protein hewani memiliki ragam gizi mikro yang lebih banyak daripada protein nabati. Berikut zat gizinya.

Vitamin B12 pada ikan, daging, unggas dan produk susu. Orang yang tidak mengonsumsi makanan hewani biasanya cenderung kekurangan zat gizi ini.

BACA JUGA:Anies Baswedan Kunjungi Kantor DPD PDIP Jakarta, Bahas Program Pro-Rakyat dan Peluang di Pilkada 2024

BACA JUGA:Siti Fatimah Raih Mobil Wuling Bingo V dari Program Undian Cat Jotun

Vitamin D pada ikan berlemak, telur, dan produk susu. Jamur juga mengandung vitamin D, tetapi tidak mudah diserap layaknya vitamin pada sumber hewani. 

DHA (Docosahexaenoic acid): jenis asam lemak omega-3 pada ikan berlemak. DHA dari tumbuhan hanya ada pada alga.

Zat besi jenis heme: sebagian besar ditemukannya pada daging kambing atau daging merah lainnya. Jenis zat besi ini lebih mudah diserap daripada zat besi nonheme yang ada pada sayur, seperti bayam.

Zink: mineral ini biasanya ditemukan pada makanan laut dan daging merah.

3. Sumber protein nabati tidak mengandung kolesterol dan asam lemak jenuh

Perbedaan sumber protein hewani dan nabati ada pada kandungan lemaknya. 

Kebanyakan sumber dari protein hewani mengandung kolesterol dan asam lemak jenuh, terutama pada daging merah. Inilah yang sangat bertolak belakang dengan sumber protein nabati.

Makanan protein nabati tidak mengandung kolesterol maupun asam lemak jenuh. Mengonsumsi sumber protein nabati justru dapat membantu menurunkan kadar kolesterol darah.

Tingginya kolesterol dalam protein hewani dapat menimbulkan risiko terjadinya penyakit jantung, seperti penyakit jantung koroner, stroke, dan gagal jantung.

Tak hanya itu, risiko penyakit kronis seperti kanker dan diabetes mellitus tipe 2 pun ikut meningkat. 

4. Protein nabati bantu menurunkan berat badan

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan