Perlukah Ujian Nasional Kembali Diberlakukan? Ini Pendapat Para Pakar Pendidikan

Perlukah Ujian Nasional Kembali Diberlakukan? Ini Pendapat Para Pakar Pendidikan-ist/net-

Ia juga menyoroti pentingnya memperbaiki Asesmen Nasional (AN) sebagai alternatif evaluasi. AN dianggap lebih fleksibel dan sesuai untuk kebutuhan siswa. “Pemerintah cukup menekankan pembenahan pada AN dengan dukungan dan penyempurnaan lebih lanjut,” imbuhnya.

Sistem Zonasi untuk Pemerataan Pendidikan

Sistem zonasi juga menjadi topik hangat dalam perdebatan ini. Dayat, seorang pakar pendidikan lain, menilai bahwa zonasi dapat membantu pemerataan kualitas pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. 

Meskipun awalnya ditentang oleh beberapa siswa dan orang tua, Dayat menyatakan bahwa zonasi mampu mengurangi ketimpangan antara sekolah favorit dan non-favorit.

“Tanpa zonasi, gap antara sekolah favorit dan non-favorit akan semakin besar, seperti yang terjadi sebelumnya,” ujar Dayat. Namun, ia juga menyoroti tantangan dalam implementasinya, seperti manipulasi alamat untuk bisa masuk ke sekolah tertentu.

Untuk memperkuat sistem zonasi, Dayat menyarankan agar pengawasan selama proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) lebih diperketat, serta kualitas sekolah non-favorit perlu ditingkatkan. 

BACA JUGA:Bantuan Pendidikan PIP 2024 Cair untuk Siswa SD hingga SMA, Begini Cara Cek Penerima!

BACA JUGA:Pj Sekda Dorong Transformasi Pendidikan Berbasis Aset

“Kualitas sekolah dapat ditingkatkan dengan fasilitas yang lebih baik dan penguatan kompetensi guru,” tambahnya.

Pemberdayaan Guru dan Siswa Melalui Platform yang Tepat

Dayat juga menekankan pentingnya pemerintah untuk memperhatikan platform yang digunakan oleh guru dan siswa. 

Saat ini, Platform Merdeka Mengajar (PMM) seringkali dianggap membebani guru dengan tugas administrasi yang berlebihan. Ia berharap platform yang digunakan ke depan lebih mendukung pembelajaran yang esensial, bukan hanya berfokus pada administrasi.

"Guru dan siswa seharusnya fokus pada pembelajaran, bukan hanya mengikuti arahan aplikasi. Platform harus berfungsi sebagai alat bantu yang memudahkan, bukan menambah beban,” pungkasnya.

Keputusan untuk mengembalikan UN atau mempertahankan sistem zonasi perlu kajian mendalam dengan memperhatikan aspirasi masyarakat dan kondisi pendidikan di Indonesia. 

Pendidikan adalah fondasi untuk masa depan, dan setiap kebijakan harus membawa dampak positif jangka panjang bagi generasi penerus. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan