Amerika disebut sedang kemalingan lagi. Kali ini di halaman belakangnya sendiri: Amerika Latin.
Foto: Amerika disebut sedang kemalingan lagi. Kali ini di halaman belakangnya sendiri: Amerika Latin. --
doktor ?, saya sudah mendapatkan gelar itu 14 tahun yang lalu, bukan honoris cousa, ini benar-benar doktor, cuma memang tidak di publish di media manapun, toh itu tidak penting, dan saya sudah mendapatkan gelar itu 3 kali, mudah banget, dan sampai saat ini tidak pernah saya pakai gelar itu, karena gelar doktor ini menjadi beban bagi keluarga yang utamanya saya, dan gelar ini sudah saya sandang sebanyak 3 kali dan tetap saya tidak bahagia hanya bersyukur saja bahwa saya masih bekerja walau dengan gelar doktor itu, ini lah doktor yang saya sandang yaitu DOKTOR = MONDOK DI KANTOR (Tidur dikantor).....
Mbah Mars
Nama aslinya Tukirah. Di kalangan pelanggan ia dipanggil Ira. Jamu gendongnya laris manis. Langganan bapak² di perumahan kelas menengah. "Ngersakke apa, Mas", kata Ira. "Biasane, Yu", jawab Bolkin. Kata "biasane" mengacu pada jenis jamu yg bikin lelaki bugar, kuat alias strong. "Jamumu kok bisa laris Yu. Apa pake penglaris ?", tanya Bolkin sambil nyeruput seduan jamunya.
BACA JUGA:Erick Thohir: Peluang Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026 Masih Terbuka
"Ada dikit lah, Mas", sahut Yu Ira. "Apa penglarisnya ?" "Sebelum berangkat saya selalu lihat anu Mas..." "Anu apa" "Burung, Mas. Butung bapaknya anak²" "Lihat gmn ?" "Kalo si burung serong kanan saya berangkat kerja ke kanan. Kalo serong kiri saya ke kiri" Bolkin senyum².
Kelihatan penasaran. "Lha kalo si burung tegak lurus, piye Yu ?" "Alah si Mas ini kok kepo. Kalo burung tegak lurus saya tdk jadi berangkat jualan Mas" NB: semoga Pak Irwan baca humor ini sehingga saya digratisi nginap di hotelnya. Hotel Tentrem Jogja.
Agus Suryonegoro III - 阿古斯•苏约诺
DARI SISI PERGURUAN TINGGI, SEBENARNYA PEMBERIAN GELAR DR.HC. ITU SEMACAM PERNYATAAN "LIKE" DI FACEBOOK.. Sejumlah kampus top di Indonesia dan luar negeri punya tradisi bagi-bagi gelar DR. HC buat yang dianggap "sudah keren banget!" Mulai dari UI, UGM, ITB, hingga Harvard dan Oxford. Tujuannya? Selain buat branding, siapa tahu dapat "hadiah" berupa donasi, akses jaringan keren, atau peluang kerjasama. Singkatnya: buat "networking"..!! Bisa diibaratkan, pemberian gelar DR.
HC itu semacam "like" dari kampus yang levelnya dewa. Semakin sering dibagi kepada orang yang "tepat", semakin naik juga gengsi kampusnya. Memang, kadang, gelar ini lebih ampuh dari "jurus" branding mana pun, jika dilihat dari sisi perguruan tinggi..! Kadang yang menerima lebih banyak manfaat, bukanlah penerima gelar, tetapi justru perguruan tinggi yang memberikan gelarlah yang menerima "manfaat" lebih banyak.. (Beda cerita, kalau perguruan tinggi "gak jelas" coba-coba memberikan gelar DR.HC. Akan banyak yang curiga dengan motivasinya)..
Agus Suryonegoro III - 阿古斯•苏约诺
PAK IRWAN BUKAN HANYA PENGUSAHA BIASA.. Pak Irwan Hidayat bukan pengusaha biasa. Beliau bisa dianggap, sudah memenuhi syarat sebagai konglomerat.
Mengapa? Ini alasannya, dan semoga ini juga "tambahan justifikasi" kelayakan beliau menerima gelar DR.HC. 1). Diversifikasi Bisnis. Beliau menguasai berbagai sektor bisnis. Mulai dari produk jamu dan kesehatan (Sido Muncul), perhotelan (Hotel Tentrem dan Hotel Teraskita), media, startup, hingga properti dan perkebunan. 2). Nilai Ekonomi yang Signifikan. Sido Muncul sebagai inti dari bisnisnya yaitu sebagai produsen jamu terbesar di Indonesia, memiliki kapitalisasi pasar yang besar, dan berpengaruh di industri kesehatan tradisional. 3) Pengaruh dan Jaringan Bisnis.
Dengan posisinya yang kuat di industri jamu, kontribusi besar di sektor kesehatan dan UMKM, serta relasi bisnis yang luas, Irwan juga memiliki pengaruh signifikan di dunia bisnis di Indonesia.
Dari kombinasi 3 hal di atas, Irwan Hidayat dapat dipandang sebagai konglomerat. Karena ia bukan hanya sukses di satu sektor, tetapi juga punya portofolio bisnis yang luas dan berdampak besar pada ekonomi Indonesia.