Tafsir Iqra Oleh: Dahlan Iskan
Ketika ngobrol bersama para mahasiswa PTIQ yang sedang belajar di Hartford University.—--
Mazmur pun mengirim apa arti prasasti yang dalam bahasa Yunani dan bahasa Ibrani. Ukuran prasastinya sama dengan yang ayat Kursiy. Semua tentang ilmu pengetahuan.
Banyak hal kami diskusikan malam itu. Tak terasa sudah pukul 22.00 lebih. Prof Dini masih harus pulang ke New Haven. Saya belum istirahat sejak pukul 4 pagi. Besoknya sudah harus ke Midtown: ada pusat studi gamelan di Wesleyan University. Lalu ke bandara untuk terbang ke Chicago.(Dahlan Iskan)
BACA JUGA:Melihat PT Bumi Resources Tbk (BUMI), Merupakan Tambang Batu Bara Terbesar di indonesia
BACA JUGA:Penyumbang Utama 40 Ribu Ton Batu Bara Per Hari, Ini Daerah Penghasil Batu Bara di Sumsel
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Disway Edisi 17 November 2024: Medali Debat
Wilwa
Belakangan muncul berita: Middle Class atau kelas menengah Indonesia menyusut! Sebuah isu atau fakta yang menarik untuk “digoreng”. Tanpa menyadari bahwa itulah akibat kapitalisme merajalela tanpa dibatasi government. Yang berlaku adalah hukum rimba. Yang kuat dan besar modalnya, yang akan muncul sebagai pemenang dan menggilas yang lebih kecil dan lebih lemah. USA juga begitu kok. Perusuh seperti Koh Liam Then paling gacor soal kemiskinan di USA. Lha memang USA ideologi ekonominya kapitalis kok. Jadi jangan heran kalau yang kaya bisa kaya sekaya-kayanya. Amati saja siapa mayoritas 100 orang terkaya di dunia? Pastilah American! Demokrat yang membela kelas menengah / pekerja pun tak mau disebut sosialis! Nancy Pelosi bikin bengong mahasiswa yang menyerukan paham sosialis di Amerika sono. Nancy dengan jelas berkata: negara kita bukan negara sosialis tapi kapitalis! Mungkin hanya Labor Party di UK atau Australia yang berani declare: we are socialist! Partai Demokrat malu-malu kucing menyebut diri sosialis. Tapi menjalankan Obama Care (BPJS Kesehatan ala Amerika). Yang jelas kelas menengah USA juga jauh menurun kalau mau dibandingkan persentase kelas menengah USA pasca perang dunia kedua. Dan itu adalah risiko menganut paham kapitalisme tanpa batas! Kapitalisme yang tidak diimbangi sosialisme. Growth ekonomi yang tidak diimbangi pemerataan ekonomi.
Jo Neca
Saya rasa "baku dapa" bisa di.masukan di dalam khasanah Bindo baku.Sebab baku dapa lebih spesisik dari bertemu ataupun bertemu muka.Baku dapa itu bertemu muka sambil membawa rasa.Bertemu berjabatan tangan .Berpelukan.Bisa beciuman.Begitu kira kira
Agus Suryonegoro III - 阿古斯•苏约诺
@Fa Za.. SEORANG POLYGLOT MUDA INDONESIA, BERUSIA 24 TAHUN: HEBAT DIA..!! Nama pop nya: Fiki Naki, seorang YouTuber asal Pekanbaru, berusia 24 tahun, menguasai berbagai bahasa, termasuk Inggris, Rusia, Rumania, Spanyol, Turki, Perancis (sedikit), Jerman (sedikit) dan beberapa lainnya. Ia belajar secara otodidak dengan memanfaatkan platform seperti YouTube dan Ome TV untuk mempraktikkan kemampuannya berbahasa, dengan penutur asli. Popularitasnya meledak sejak 2020 berkat video ngeprank menggunakan berbagai bahasa, yang sering kali mengejutkan lawan bicaranya. Fiki juga dikenal karena interaksi dengan pacar internasionalnya, termasuk Dayana (Kazakhstan) dan Tugba Dursun (Turki). Hingga 2024, ia memiliki 6,53 juta subscriber YouTube, dengan pendapatan dari adsense diperkirakan ratusan juta hingga miliaran per bulannya. ### Pada usia 24 tahun, hanya dari adsen di Youtube, Fiki sempat pernah tour keliling Eropa, sendiri. Saat masih berpacaran dengan Tugba Dursun, dia lebih dari 5 kali bolak balik Jakarta Turki. Suatu saat, saya sempqt pernah ketemu dia di masjid di rest area km 102 tol Cipali. Anaknya simpatik, dan santun. (Masih muda, duitnya banyak. Berkat kepintaran "memanfaatkan" polyglot nya)..
Udin Salemo
Ya, Tuhan. Kampus yang begitu terkenal hanya punya 12 ribu mahasiswa. Satu orang doktor hanya membimbing dua mahasiswa. Perbandingan doktor (doktor beneran, bukan doktor lulusan tiga semester) dan mahasiswa 1:2. Wooowww...sugoooiii. Selayaknyalah lulusan dari kampus itu berkualitas. Sementara di Malang sana ada kampus yang punya 100 ribu mahasiswa. Wooowww pasti gede cuannya, wkwkwkwk...
Ahmed Nurjubaedi
Menjawab Bung Liam Then, Semua anak mesti kita ajari STEM. Tapi kita harus menetapkan standar minimal yg layak sekaligus bisa dicapai bahkan oleh siswa yang tidak berbakat di pelajaran STEM. Ini yang harus kita teliti. Bisa juga benchmarking di sekolah-sekolah Malaysia misalnya. Lalu anak-anak harus kita tes minat bakatnya dengan test psikologi berbasis Multiple Intelligence. Test ini dilakukan minimal saat anak masuk kelas 1 SD, naik kelas 3 SD, masuk kelas 7, masuk kelas 10, masuk kelas 11, dan masuk kelas 12. Karena kecerdasan anak-anak itu tumbuh, maka diperlukan pengulangan tes psikologi berbasis Multiple Intelligence ini. Dari proses tes ini saja, bisa dibayangkan biaya yang harus dikeluarkan orang tua. Bahkan tidak semua sekolah elit melakukan hal ini, karena visi yg berbeda. Berdasarkan hasil tes yg dinamis ini, guru, sekolah, dan orang tua bisa bekerja sama menyediakan materi, kegiatan, dan lingkungan belajar yg cocok untuk siswa. Di beberapa sekolah yang saya tahu menerapkan pendekatan ini, para siswa begitu menikmati proses belajarnya sekaligus berprestasi sesuai dengan minat bakatnya. Baik di level lokal, nasional, maupun internasional. Yang belum berprestasi pun tidak minder karena bisa berkarya sesuai minat bakatnya. Dan pihak sekolah, guru, orang tua juga selalu mengapresiasi apapun pencapaian mereka. Saya yakin teman-teman perusuh juga banyak punya contoh dan referensi, Bung Lian Then. ????????